Jakarta, Gatra.com - Koalisi Masyarakat Sipil Selamatkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), menyebutkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan lembaga pengawas keuangan negara ini.
Perwakilan dari Sekretariat Nasional Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra), Gulfino, mengatakan pekerjaan rumah yang paling utama bagi BPK adalah melakukan pengawasan internal pada seluruh auditornya.
"Ada PR dalam internal BPK yakni kompetensi SDM-nya (komisioner) harus mengawasi internal BPK. BPK auditornya kerap kali ada terlibat kasus suap seperti di tahun 2017 auditor ditangkap karena kasus Kemendes," kata Gulfino dalam konferensi pers di Kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (8/8).
Menurut Gulfino, pekerjaan rumah selanjutnya yakni bagaimana dalam kinerjanya, BPK acap kali salah hitung. Misalnya dalam kasus kekeliruan audit RS Sumber Waras.
"Komposisi calon komisioner, 9 orang anggota parpol, caleg gagal, politisi yang masih menjadi pengurus partai. Ini problem, untuk jadi komisoner BPK mereka harus punya potensi, artinya mengandalkan jaringan politik tidak cukup. Harus diisi orang yang kompeten dan paham tugas BPK," ujarnya.
Ia menambahkan, audit BPK sebagai penjaga keuangan negara, jika kemudian lembaga negara ini tidak berfungsi secara efektif dan maksimal dan diisi orang-orang yang tidak paham tugas dan kewenangan BPK, maka akan sangat berbahaya.
"Bahwa tendensi politik tinggi. Termasuk prosesnya yang politis," katanya.