Yogyakarta, Gatra.com - Titik terendah suhu udara di Yogyakarta saat ini berkisar 18 - 20 derajat Celcius. Hawa udara pun terasa amat dingin. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga dua bulan mendatang.
Kepala Kelompok Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Etik Setyaningrum, mengatakan, suhu udara yang dingin ini terjadi pada malam hingga pagi hari.
"Suhu udara rata-rata minimum saat ini berkisar 18 sampai 20 derajat Celcius. Musim kemarau suhu udara yang dingin itu normal terjadi," kata Etik saat dihubungi, Kamis (8/8).
Etik menjelaskan, penyebab hawa dingin ini karena ada aliran udara dingin dari Australia yang memasuki wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kondisi ini didukung tutupan awan yang sangat kecil sehingga langit di musim kemarau ini cerah.
"Kondisi ini menyebabkan radiasi balik dari bumi ke atmosfer dengan cepat keluar. Sehingga suhu udara di bumi menjadi cepat dingin. Potensinya dialami selama musim kemarau," ucapnya.
Menurut Etik, pada awal Agustus semua wilayah di DIY dalam periode puncak musim kemarau. Berdasarkan hasil pantauan, selama minimal 60 hari mendatang sebagian besar daerah DIY tidak mengalami hujan.
"Kondisi ini menunjukkan indikasi adanya kekeringan secara meteorologis atau berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya dalam jangka waktu yang panjang," katanya.
Ia pun mengimbau masyarakat menghemat pemakaian air. Petani pun diimbau mengatur pola tanam agar tak mengalami gagal panen. "Saat siang hari cukup panas, kurangi aktivitas di luar ruangan. Demikian juga saat malam hingga menjelang pagi, suhu udara cukup dingin," ucapnya.