Purwokerto, Gatra.com - Inflasi di Kota Purwokerto pada Juli 2019 tercatat 0,45 persen. Angka ini lebih melambat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebanyak 0,54 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Agus Chusaini melalui rilis inflasi Purwokerto, mengemukakan, inflasi Purwokerto ini terpantau lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi Cilacap 0,14 persen, serta inflasi Jawa Tengah 0,39 persen dan inflasi nasional sebesar 0,31 persen. Secara tahunan, inflasi Purwokerto tercatat 2,76 persen year on year (yoy), tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi 2019 sebesar 3,5 persen ±1 persen (yoy).
"Capaian inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata historis inflasi Juli pada tiga tahun terakhir (2016 hingga 2018) yang tercatat sebesar 3,20 persen (yoy)," kata Agus, Kamis (8/8).
Menurut dia, inflasi Juli 2019 dipengaruhi peningkatan harga komoditas pada kelompok bahan makanan yang memberikan andil 0,48 persen. Lalu diikuti kelompok sandang dengan andil 0,04 persen. Sedangkan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan justru mencatatkan deflasi dengan andil -0,09 persen.
Kenaikan harga cabai baru-baru ini menjadi penyumbang inflasi pada Juli 2019. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi yaitu angkutan antarkota dan beberapa komoditas bahan makanan seperti bawang putih dan bawang merah.
Agus mengemukakan, secara tahunan inflasi Purwokerto sepanjang 2019 diperkirakan berada pada rentang 2,70-3,20 persen. Beberapa hal yang berpotensi memicu inflasi 2019, antara lain kenaikan harga bahan makanan sejalan dengan faktor seasonal musim tanam, serta meningkatnya permintaan barang dan jasa secara umum pada hari besar keagamaan dan acara tertentu seperti Pemilihan Umum (Pemilu) dan libur sekolah.
Sedangkan risiko inflasi dari sisi eksternal antara lain kenaikan harga komoditas global sebagai dampak dari fluktuasi nilai rupiah dan iklim perdagangan dunia.
"Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas telah melakukan beberapa kegiatan, diantaranya pemantauan harga rutin terutama untuk komoditas bahan pangan strategis seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras dan komoditas hortikultura," ujarnya.