Bogor, Gatra.com - Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi, mengatakan, harus membangun aktor dan agen atau sumber daya manusia (SDM) yang handal untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Nursyamsi dalam keterangan tertulis, Kamis (8/8), menyampaikan, perlunya membangun SDM andal di sektor pertanian karena Indonesia tidak mungkin bisa mencapainya jika hanya mengandalkan petani saat ini yang mayoritasnya telah berusia lanjut, berpendidikan rendah, dan tidak mengikuti perkembangan teknologi.
Menurutnya, swasembada beras yang telah dicapai memantik harapan Indonesia untuk mandiri dan berdaulat pangan. Dalam kurun waktu 3-4 tahun ke belakang banyak perkembangan yang signifinikan di sektor pertanian.
Turunnya impor produk pertanian secara drastis serta banyaknya produk pangan Indonesia yang diekspor menambah optimisme Indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045.
Baca juga: Unjuk Gigi Hasil Pertanian, Kementan Adakan Agrivaganza
"Kita harus menumbuhkan petani dan enterpreneur dari generasi muda yang andal dan mampu bersaing," kata Dedi saat menyampaikan arahan dalam acara Focus Grup Discussion (FGD) Road Map Pengembangan Politeknik Kementerian Pertanian 2020-2045 di Bogor, Rabu kemarin.
Perlu diketahui, setelah fokus pada pembangunan infrastruktur pada tahun 2014–2019, visi Indonesia tahun 2020–2024 adalah menjadikan pembangunan SDM sebagai prioritas utama. Sejalan dengan arahan Presiden Jokowi, Kementan terus mengembangkan aspek sumber daya manusia (SDM) untuk mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. SDM merupakan aspek strategis dalam menghadapi revolusi industri 4.0.
"Dalam kurun waktu 3 tahun ini Kementan telah memfokuskan membangun SDM yang andal melalui pendidikan vokasi. Transformasi 6 Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] yakni Polbangtan Medan, Polbangtan Bogor, Polbangtan Yogya-Magelang, Polbangtan Malang, Polbangtan Gowa, dan Polbangtan Manokwari. Tak hanya itu, dalam waktu dekat ini Kementan akan membuka Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia [PEPI] di Serpong," katanya.
Lebih lanjut Dedi menjelaskan, saat ini banyak lulusan perguruan tinggi baik jurusan pertanian maupun jurusan lainnya belum sesuai dengan yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri. Untuk itu, pendidikan vokasi di bawah Kementan diharapkan mampu membentuk mahasiswa untuk menjadi wirausaha di bidang pertanian serta mampu untuk bersaing di dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
"Di era 4.0 sektor pertanian pun menghadapi tantangan yang cukup besar. Kreatifitas, inovasi dan pengembangan di berbagai sektor baik dari hulu hingga hilir menjadi tanggung jawab generasi muda sebagai penerus pembangunan," ungkapnya.
Baca juga: Terobosan Kementerian Pertanian Wujudkan Indonesia Lumbung Pangan Dunia
Untuk itu, tandas Dedi, lulusan Polbangtan harus mampu menyesuaikan diri dengan dunia usaha. Kemudian mampu menjadi petani milenial yang andal, tahan banting, menguasai information and communications technology (ICT) serta memiliki jiwa kewirausahaan (enterpreneurship) yang tinggi.
"Bila ini semua dapat diwujudkan maka target tahun 2045 Indonesia menjadi lumbung pangan dunia bukan hanya mimpi," ujarnya.
Oleh karena itu, Dedi mengharapkan masukan, saran, dan kritik dari semua pihak dalam pengembangan Politeknik Kementerian Pertanian (Polbangtan). Dengan demikian, akan tersusun road map, baik dalam jangka pendek, menengah maupun panjang dalam membangun sumber manusia peranian ke depan.
"Hingga pada akhirnya akan lahir calon-calon petani milenial andal dan memiliki jiwa enterpreneur tinggi yang mampu menjadi job seeker dan job creator," katanya.