Home Ekonomi Mentan: Ekspor Perkuat Bangsa, Impor Lemahkan Petani

Mentan: Ekspor Perkuat Bangsa, Impor Lemahkan Petani

Denpasar, Gatra.com - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan, peningkatan ekspor termasuk komoditas produk pertanian merupakan upaya memperkuat bangsa. Sebaliknya, kebijakan impor pangan sangat tidak berpihak kepada petani.

Karena itu, Amran di Area Kargo Logistik Angkasa Pura II, Denpasar, Bali, Rabu (7/8), menargetkan ekspor produk pertanian harus terus meningkat hingga 100% per tahun. Ekspor produk pertanian terus meningkat setiap tahunnya.

Amran mengungkapkan, total volume ekspor produk pertanian pada tahun 2014 sebanyak 33 juta ton. Empat tahun kemudian, atau 2018, volumenya telah mencapai 42,5 juta ton.

Menurut Amran, peningkatan tersebut di antaranya buah dari penerapan berbagai inovasi dan kemudahan serta percepatan layanan karantina di pelabuhan atau bandara. Elektronik sertifikat dan aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor (IMACE) memudahkan eksportir untuk ekspor.

"Kami targetkan tahun 2019 volume ekspor meningkat hingga 45 juta ton. Sesuai amanat Bapak Presiden, kami gunakan teknologi informasi, permudah perizinan dan sertifikat melalui digitalisasi untuk memudahkan layanan ekspor," ujarnya.

Baca juga: Mendulang Devisa dari Ekspor Produk Pertanian

Untuk meningkatkan ekspor komoditas pertanian, Kementan terus mengakselerasi program Agro Gemilang, seperti halnya pada Rabu, Amran melepas ekspor komoditas unggulan Bali berupa 2,5 ton mangga harum manis ke Rusia dan beberapa produk lainnya ke beberapa negara.

Mentan mentargetkan 100 ton ekspor buah mangga asal Bali mampu memenuhi pasar Rusia di tahun 2019. Ekspor pertanian ke Rusia baru mencapai 368,4 ribu ton dengan komoditas yang diekspor antara lain air kelapa, bambu, salak, dan kacang tanah. Kementan akan terus meningkatkan volumenya.

"Saya mengajak pemuda tani Indonesia, ayo kita mulai ekspor ke Rusia. Harganya bagus dan ekspor akan meningkatkan kesejahteraan petani," imbau Amran.

Komoditas lainnya yang pelepasan ekspornya dilepas Mentan, antara lain paprika, handicraft asal batok kelapa, jerami dan enceng gondok tujuan Belanda, daun bawang tujuan Taiwan, vanili tujuan Amerika Serikat (AS), dan rempah tujuan Swiss.

Selain itu, mentan juga melepas ekspor komoditas peternakan berupa anak ayam umur sehari (DOC) sebanyak 44.500 ekor tujuan Timor Leste dan beberapa produk hewan lainnya. Adapun total komoditas pertanian yang diekspor kali ini senilai Rp13,5 miliar.

Untuk meningkatkan ekspor komoditas pertanian, Kementan juga terus memaksimalkan dan mendorong pemanfaatan teknologi informasi pada proses bisnis karantina, antara lain pertukaran data persyaratan ekspor dan sertifikat elektronik atau e-Cert ke Belanda.

"Hari ini kita tunjukkan langsung bahwa sertifikat kita dalam hitungan detik sudah dapat diterima negara tujuan. Dan ini untuk memudahkan ekspor kita ke negara tujuan," katanya.

Amran pun menginstruksikan Badan Karantina Pertanian (Baranan) untuk melakukan harmonisasi dan negosiasi dengan seluruh negara mitra dagang agar dapat menggunakan fasilitas layanan ini.

"Sampai dengan hari ini sudah 4 negara, yaitu Selandia Baru, Australia, Belanda, dan Vietnam. Baru ada 1 negara di ASEAN, ini yang kita dorong dahulu, seluruh negara ASEAN dan terus lanjut ke negara mitra dagang lainnya," kata Amran.

E-cert Perkuat Layanan Ekspor

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil, menjelaskan bahwa dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pertanian No 19/2019 tentang Akselerasi Ekspor, pihaknya telah melalukan beberapa aksi strategis.

Baca juga: Peningkatan Ekspor Pangan Bukti Tepatnya Program Kementan

Selain penerapan e-Cert dan inline inspektion, juga menggagas Agro Gemilang dan sosialisasi aplikasi petaan komoditas pertanian ekspor atau IMACE di awal tahun 2019. Di unit pelaksana teknis Karantina Pertanian Denpasar telah membuahkan hasil, tercatat peningkatan negara tujuan, pada Juli 2018 sebanyak 40 negara, sedangkan di Juli 2019 telah menjadi 50 negara, meningkat 25%.

Sementara melalui program Agro Gemilang, pada bulan Juli 2018 tercatat telah diikuti 65 eksportir, sementara bulan Juli 2019 meningkat menjadi 78 eksportir yang sudah mampu mengekspor, atau peningkatan 11%.

Adapun peningkatan nilai ekspor per sub sektor yakni komoditas hortikultura, mengalami peningkatan pesat. Pada Juli 2018 sebanyak Rp17 ,6 miliar sedangkan Juli 2019 naik menjadi Rp87,9 miliar. Ekspor komoditas perkebunan juga mengalami peningkatan dari Rp18,7 miliar pada Juli 2018 menjadi Rp42,6 miliar pada Juli 2019.

Sementara itu, Kuntoro Boga Andri, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, secara khusus melakukkan pengiriman sertifikat elektronik dalam ekspor produk pertanian Indonesia ke Belanda. Sistem yang menjembatani kedua negara terhubung secara online, dan sertifikat telah diterima secara langsung oleh pemerintah Belanda.

"Sistem elektronik sertifikat ini telah berjalan baik, dan kami senang ekspor kita bisa diterima lebih cepat" katanya.

516