Jakarta, Gatra.com - Ekonom Senior INDEF, Didik Junaidi Rachbini mengatakan, setelah perusahaan-perusahaan unicorn untung, maka Indonesia akan mengalami defisit beberapa tahun lagi. Hal itu dikarenakan banyaknya investor asing yang menanamkan modalnya di Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.
"Saya perkirakan, 10 tahun lagi negara akan lebih parah defisitnya. Setelah unicorn-unicorn itu untung," kata dia saat dihubungi Gatra.com, Kamis (8/8). Didik menjelaskan, investasi asing yang berbentuk invesatasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) itu, nantinya akan kembali pada negara pemodal dalam bentuk dividen atau sebagai profit. Itu lah yang kemudian menimbulkan dampak negatif padua defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD).
Oleh sebab itu, Didik meminta kepada para pelaku e-commerce untuk memasarkan lebih banyak barang-barang lokal, seperti barang-barang yang diproduksi oleh pelaku UKM atau UMKM. Selain untuk menekan defisit pendapatan, dengan unicorn-unicorn itu memasarkan produk lokal, dapat pula meningkatkan ekspor produk lokal.
"BKPM harus membedakan, semua yang ditarik investasi orientasi ekspor. Yang sekarang ini kan investasinya mengeksploitasi pasar dalam negeri semua. Kan barangnya impor," tutur Didik