Palembang, Gatra.com – Rencana pembangunan pabrik ban yang digagas Gubernur Sumsel, Herman Deru tengah dalam pertemuan intensif dengan para calon investor.
Meski belum mau memperkenalkan secara detail calon investornya, ia mengatakan pihak yang berinvestasi merupakan kolaborasi perusahaan swasta dan perusahaan yang berasal dari luar negeri.
“On progress jika investasi pabrik ban. Semalam, kita sudah bertemu dan membahas lebih banyak dengan investornya. Tapi nanti lah, kita kenalkan lebih jauh, namun yang pasti sudah ada investor yang tertarik untuk pabrik ban di Sumsel. Swasta dan ada asing,” ujarnya usai membuka Forum Bisnis Investasi dan Infrastuktur Daerah (Infrada) Sumsel, 2019 di Palembang (7/8).
Deru optimis, jika investor yang disebut merupakan perusahaan swasta yang berkolaborasi dengan perusahaan asing akan tertarik membangun pabrik ban di Sumsel. Pembangunan pabrik ban yang diserahkan kepada swasta lebih disebabkan karena belum mampunya anggaran pemerintah daerah dalam memulai industri manufaktur hilirisasi komoditas karet. “Iya pakai swasta, anggaran pemerintah belum cukup, anggaran masih kecil,” sambungnya.
Meski belum bersedia menyebut pihak calon investor tersebut, Deru memastikan lokasi pembangunan pabrik ban akan berada di sekitaran kota Palembang. Pilihan tersebut guna memudahkan transportasi dan fasilitas penunjang lainnya. “Tempatnya sekitaran Palembang, yang dekat-dekat saja,” pungkasnya.
Keinginan membangun pabrik ban ini pun menjadi janji kampanye Gubernur Sumsel, Herman Deru dan wakilnya, Mawardi Yahya pada 2018 lalu. Menurutnya, pembangunan pabrik ban merupakan solusi nyata dalam penyerapan produksi karet rakyat yang lebih banyak dijual ke luar negeri. Penjualan karet yang dominan ke luar negeri akan sangat terpengaruh pada harga karet di pasar internasional. Saat harga jual karet anjlok seperti saat ini, pengaruh ekonominya sangat terasa bagi daerah.
“Karena itu, perlu adanya pembangunan pabrik ban di Sumsel, agar produksi karet-karet rakyat terserap lebih banyak dan harga bisa lebih tinggi dan stabil,” ujarnya beberapa waktu yang berlalu.
Sementara secara produksi, berdasarkan data Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, serapan karet bagi pasar domestik hanya di kisaran 600.000 ton dari total produksi yang mencapai 3,5 juta ton.