Semarang, Gatra com - Manajemen PT Gojek Indonesia menyayangkan tindakan penyegelan kantor Gojek Semarang yang dilakukan oleh para driver GoCar saat berdemonstrasi, Rabu (7/8). Bahkan tindakan anarkhis dengan merusak properti kantor seharusnya tidak dilakukan.
Gojek Indonesia mengaku terbuka atas masukan dan usulan dari para mitra kerjanya, termasuk usulan dari para driver GoCar Semarang yang memprotes perubahan skema baru trip dan insentif yang berlaku.
"Kami terbuka menyambut aspirasi mitra driver kami dan menghargai masukan-masukan yang dapat membuat Gojek menjadi semakin baik. Namun kami menyayangkan tindakan anarkis yang dilakukan oleh beberapa oknum orang di kantor Gojek kami di Semarang," kata Michael Say, VP Corporate Affairs Gojek, melalui pernyataan tertulisnya kepada Gatra.com, Rabu (7/8).
Pihaknya juga menyatakan tidak bermaksud mengingkari terkait tidak hadirnya dalam undangan mediasi yang dilakukan di Kantor Dishub Jateng pada Selasa (6/8), kemarin. Untuk membicarakan kembali penentuan tarif dasar GoCar.
"Kemarin itu kami minta kepada Dishub untuk dijadwalkan ulang pertemuannya karena undangan diterima mendadak sehari sebelum hari undangan, dimana kami harus melakukan undangan kepada beberapa orang secara internal," katanya.
Gojek Indonesia juga tidak menghindar untuk membuka komunikasi melalui diskusi atau mediasi selama adanya penolakan yang dilakukan mitra driver GoCar Semarang.
"Dalam aksi sebelumnya pun, secara intensif kami melakukan komunikasi, demo tidak perlu dilakukan apalagi hingga mengganggu ketertiban umum," ujarnya.
Menurutnya, aspirasi dari mitra selalu diterima terbuka dan telah memiliki wadah resmi yang secara berkala untuk dikomunikasikan, sehingga tanpa aksi demo seluruh aspirasi mitra dapat disampaikan dan dapat direalisasikan.
"Aksi yang dilakukan oleh beberapa oknum driver online ini tidak sesuai dengan prinsip kemitraan Gojek, hal ini melukai hubungan baik yang telah dibangun oleh selama ini," ucapnya.
Sebelumnya, ratusan driver GoCar Semarang melakukan dua kali aksi demonstrasi menolak pemberlakukan skema trip dan insentif baru. Aksi pertama pada Jumat (2/8), dan dihasilkan keputusan mediasi kembali soal penentuan tarif dasar di Dishub Jateng pada Selasa (6/8). Namun pihak Gojek tidak bisa menghadiri agenda mediasi lanjutan tersebut.
Aksi demonstrasi kedua pada Rabu (7/8), para driver merasa pihak Gojek telah ingkar dan tidak fair. Karena tidak ada pihak yang bisa ditemui dari manajemen Gojek di Semarang, maka driver menyegel sementara pintu kantor Gojek Semarang sampai ada kepastian jawaban atas tuntutan merek. Beberapa driver juga menurunkan properti spanduk, umbul-umbul dan tenda sunafil. Termasuk mematikan aliran listrik dan air kantor Gojek Semarang.