Jakarta, Gatra.com - Deputi Gubernur Senior (DGS), Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti hari ini diangkat sumpahnya di Mahkamah Agung. Dia mengatakan bahwa setidaknya ia memiliki lima fokus utama guna memajukan perekonomi Indonesia.
Pertama, ialah policy mixed. Policy mixed adalah suatu kolaborasi kebijakan antara sisi moneter dan makroprudensial. "Saya rasa itu merupakan salah satu terobosan. Nampaknya, ada beberapa bank sentral juga akan mengikuti policy mixed yang diberlakukan oleh BI," ujarnya di Jakarta, Rabu (7/8).
Baca Juga: BI Turunkan Suku Bunga, REI Bali; Efeknya Tak Terasa
Kedua, stabilitas sistem keuangan dengan memperdalam internal market. Destry menilai bahwa saat ini, sektor keuangan yang dimiliki Indonesia masih cenderung dangkal. Hal ini tentunya akan memberikan suatu sensitivitas terhadap perekonomian Indonesia, khususnya apabila terjadi gejolak global.
Ketiga, masalah digital payment. Adalah masih menjadi tugas BI untuk bisa menciptakan sistem pembayaran yang aman, efisien, user friendly, dan peduli costumer.
Keempat, ekonomi syariah yang dianggapnya memiliki potensi besar. Namun, sektor ini cenderung masih memiliki tantangan, terutama untuk menciptakan berbagai produk syariah yang instrumennya bisa dikenal oleh nasabah.
Baca Juga: Dilema OJK Ditengah Aktivitas Ekonomi Digital
Kelima, soal sinergi. Destry menjelaskan bahwa sebaik apapun kebijakan, jika tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka kebijakan tersebut tidak bisa terealisasi dengan baik. "Oleh karena itu, kita butuh untuk menciptakan sinergi koordinasi antara BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pemerintah, DPR, ataupun lembaga keuangan lainnya seperti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)," ujarnya.
Dengan kelima fokus tersebut, Ia pun juga berkomitmen akan terus memperkuat koordinasi antara satu lembaga dengan lembaga lainnya. "Saya berkomitmen kuat untuk hal ini," tutupnya.