Jakarta, Gatra.com - Kasus pemadaman listrik massal yang terjadi di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat pada Minggu (4/8) dan Senin (5/8) lalu sontak jadi perhatian banyak kalangan. Adanya kasus pemadaman listrik di pusat ibu kota itu merupakan kasus yang unik karena jarang terjadi beberapa waktu belakangan. Sempat muncul spekulasi insiden mati listrik tersebut karena indikasi serangan siber ke infrastruktur PLN.
Munculnya spekulasi itu dibantah oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Dalam keterangannya BSSN menyampaikan bahwa sejauh ini belum ditemukan fakta yang kuat serangan tersebut karena insiden siber.
"Kami sejauh ini, dari tempat kami, Direktorat Identifikasi dan Deteksi BSSN masih belum melihat adanya indikasi serangan siber," kata Direktur Proteksi Pemerintah BSSN, Ronald Tumpal ketika ditemui awak media di Auditorium Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Nasional RI, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (7/8).
Ronald mengatakan hingga saat ini pihaknya melakukan kerja sama yang kolaboratif dengan beberapa pihak terkait termasuk dengan PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero). Ia menerangkan koordinasi mengenai keamanan siber tidak dilakukan sebatas karena ada insiden atau kejadian saja tetapi secara rutin dan kontinu.
BSSN menurutnya sudah melakukan pemantauan dan identifikasi terkait kasus tersebut. Ia meminta agar masyarakat tidak berspekulasi lebih jauh tanpa ada keterangan yang resmi dari lembaga atau institusi yang berwenang. "Tapi sejauh ini kami tidak melihat adanya suatu serangan siber. Dan untuk kejelasan, BSSN sudah ikut mengidentifikasi kasus tersebut," ujarnya.
Seperti diketahui sebelumnya, hampir separuh Pulau Jawa mengalami pemadaman listrik akibat gangguan transmisi listrik. Diperkirakan pemadaman terjadi di beberapa daerah dengan kurun waktu sekitar 10 jam.