Jakarta, Gatra.com - Deputi Gubernur Senior (DGS), Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, mengatakan masih ada beberapa tantangan perekonomian Indonesia yakni internal dan eksternal. Tantangan tersebut perlu diawasi karena akan berdampak pada perekonomian negeri ini.
"Jadi, saya lihat perkembangan satu minggu terakhir tidak terlalu menggembirakan karena sampai saat ini masih terjadi trade war yang tentunya memberikan dampak terahadap ketidakpastian ekonomi global," ujarnya dalam upacara sumpah Destry sebagai DGS BI, di Mahkamah Agung (MA), Jakarta, Rabu, (7/8).
Ia juga menambahkan bahwa aksi Cina dengan membiarkan Yuan berada ke level terendah, merupakan suatu sinyal yang patut diwaspadai karena hal tersebut tentunya akan berpengaruh kepada domestik dan emerging market secara keseluruhan.
Sementara itu, kata Destry, melihat dari segi internal, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester I 2019 cukup solid, yaitu sebesar 5,05%. Persentase tersebut, dinilainya, sedikit melambat dibandingkan dengan kuartal I 2019 yang mencapai 5,07%.
"Jadi medekati 5,1%, dengan komponen yang menjadi konstribusi utama ialah konsumsi masyarakat dan investasi," katanya.
Sedangkan, dari segi ekspor, Destry mengatakan untuk tidak mengharap banyak pada sektor tersebut karena gejolak akibat perang dagang dan perlambatan ekonomi dari kedua negara yaitu Cina dan AS yang menjadi market trading Indonesia.
Solusi dari tantangan tersebut, kata Destry, diperlukan suatu dorongan untuk ekonomi domestik khususnya dari segi konsumsi masyarakat dan investasi.
"Jadi, artinya dari BI sendiri, kami akan terus mempertahankan kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif karena goncangan global yang masih akan tetap memerngaruhi stablitas ekonomi Indonesia, ujarnya.