Jakarta, Gatra.com - Pemadaman listrik serentak pada Minggu (4/8) menimpa wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten. Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmi Radi mengatakan pemadaman listrik yang nyaris total (blackout) ini disebabkan kesalahan teknis dan manajerial.
Menurutnya, secara teknis sistim jaringan listrik Jawa-Bali yang tersambung secara paralel berpotensi menimbulkan gangguan beruntun di beberapa wilayah, yang waktunya bersamaan.
Dalam kondisi tersebut, menurut Fahmi, sangat berat bagi PLN untuk memperbaikinya sehingga menimbulkan blackout accident.
"Pada saat terjadi blackout beruntun tidak bisa serta merta dihidupkan sebab membahayakan bagi jaringan transmisi dan distribusi. Paling cepat 8 jam baru bisa dihidupkan kembali," katanya ketika dihubungi Gatra.com, Rabu (7/8).
Meski begitu, Fahmi melihat, manajerial PLN berperan dalam pengambilan keputusan. Seharusnya cepat dicarikan solusi saat terjadinya blackout. "Ini sebabnya PLN belum punya dirut definitif, melainkan Plt dirut dalam bentuk arisan. Penggantian Plt dalam waktu sangat singkat," katanya menyindir.