Hong Kong, Gatra.com - Meningkatnya aksi demonstrasi di Hong Kong telah membuat Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) mengeluarkan peringatan perjalanan ke negara tersebut. DFAT mengatakan aksi demonstrasi di Hong Kong, yang sudah berlangsung selama dua bulan tersebut sekarang semakin tidak bisa diduga.
"Ada kemungkinan akan terjadi konfrontasi kekerasan antara pengunjuk rasa dengan polisi, atau individu yang punya latar belakang kriminal terutama di tempat-tempat protes yang tidak berijin," menurut pernyataan DFAT, dilansir ABC News, Rabu (7/8).
DFAT menyarankan kepada warga Australia yang ada di Hong Kong untuk menghindari lokasi unjuk rasa besar dan mengikuti saran pihak berwenang setempat. Peringatan DFAT ini terjadi saat ketegangan antara pengunjuk rasa pro-demokrasi, polisi Hong Kong, dan kelompok warga pro-Beijing meningkat.
Bulan lalu, sekelompok orang yang menggunakan topeng menyerang pengunjuk rasa sipil. Mereka melakukan pemukulan dengan menggunakan benda tumpul dan tongkat di jalanan, hingga stasiun kereta bawah tanah. Kelompok pro-demokrasi mengatakan kelompok itu bagian dari anggota kelompok geng yang dikenal dengan sebutan Triad.
Pengunjuk rasa juga berusaha melumpuhkan seluruh kawasan Hong Kong dengan pemogokan besar-besaran setelah mereka berhasil melumpuhkan sebagian layanan udara, kereta dan bus Hong Kong hari Senin (5/8) lalu.
Jumlah tindak kekerasan semakin meningkat selama beberapa minggu terakhir. Sedikitnya 10 orang mengalami luka minggu lalu, ketika kembang api dilemparkan dari sebuah mobil ke arah massa pengunjuk rasa pro demokrasi.
Sementara dalam upaya meredam aksi demonstrasi, polisi menggunakan gas air mata, peluru karet, hingga semprotan merica untuk melawan para pengunjuk rasa tersebut.
Senin lalu, Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam mengatakan tidak akan mundur dari jabatannya. Ia mengatakan pengunjuk rasa pro-demokrasi menggunakan alasan penentangan mereka terhadap RUU Ekstradisi ke Cina, di balik maksud sebenarnya untuk menghancurkan Hong Kong.
"Mereka mengatakan ingin revolusi dan membebaskan Hong Kong. Tindakan ini sudah lebih dari maksud politik semula dan menentang kedaulatan nasional kita." kata Lam. "Tindakan ilegal ini membahayakan 'satu negara, dua sistem' dan menghancurkan kemakmuran Hong Kong," lanjutnya.