Surabaya, Gatra.com - Pakar geologi dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Amien Widodo memberikan sejumlah cacatan terkait rencana pembangunan subway di Kota Surabaya.
Salah satunya soal potensi gempa dari patahan aktif yang berada di perbatasan Surabaya dengan Waru, Sidoarjo. Gempa dari patahan itu diperkirakan mencapai 6,5 skala richter (SR).
”Sebaiknya jangan memotong. Kalau bisa sejajar atau disebelah patahan aktif tersebut,” ungkap Amien kepada wartawan di Surabaya, Rabu (7/8).
Amien menambahkan jika jaur subway di bawah tanah (underground) diperlukan pengeboran atau menggunakan metode geofisika untuk melihat kondisi tanah lapisan bawah.
Konstruksi jalur subway bawah tanah sebaiknya tidak dibangun di area tanah endapan, seperti di kawasan Margarejo dan beberapa lokasi lainnya di bagian Timur Surabaya.
Doktor lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) ini mengungkapkan, tanah di Surabaya ini terbagi menjadi dua. Tanah endapan dengan persentase 80%, dan tanah sedimen sebanyak 20%.
Menurut Amien, kondisi tanah endapan di Surabaya ini memiliki kondisi cukup dalam hingga 20 meter lebih. “Sehingga kalau tidak diteliti betul khawatirnya nanti akan terjadi penurunan tanah jika dilakukan pembangunan dibawah,” paparnya.
Pemkot Surabaya sudah mulai melakukan kajian pembangunan subway. Ide tersebut berasal dari Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana yang akan menghubungkan zona perekonomian di Surabaya.
Kemungkinan jalur yang akan dilalui subway yakni mulai dari koridor utara-selatan sampai barat-timur Surabaya. Sedangkan untuk pembiayaan Pemkot Surabaya akan menggandeng pihak swasta.
Reporter: Abdul Hady JM
Editor: Abdul Rozak