Jakarta, Gatra.com - Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mengungkapkan, stimulus pemerintah belum maksimal dalam mendongrak pertumbuhan ekonomi. Hal ini terbukti pada hasil pertumbuhan ekonomi di triwulan kedua yang hanya tumbuh 5,06%. Padahal tahun lalu bisa mencapai 5,27%. 

"Kuartal kedua, padahal kita bisa tumbuh di angka 5.24% dan 5.27%.  Ini momentum lewat. Ada gaji 13, bansos dan lebaran," katanya kepada wartawan, di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (7/8). 

Eko menambahkan, penurunan ini disebabkan oleh menurunnya kontribusi produksi yang tercemin pada ekspor dan investasi yang menurun. Walaupun, konsumsi masyarakat masih terjaga di angka 5%an. 

"Faktanya adalah sisi produksinya melambat. Tapi gambaran umum memacu hanya satu sisi konsumsinya saja. Jadi itu rapuh untuk perekonomian. Jadi tidak bisa dikonsumsi saja. Tapi harus kerja. Supaya kerja harus ada investasi," lanjutnya. 

Oleh sebab itu, lanjut Eko, tantangan pada triwulan kedua dan ketiga akan lebih berat. Jika pemerintah ingin mencapai target pertumbuhan sebesar 5,3% di akhir tahun. Apalagi, bagi kalangan pebisnis, triwulan ketiga dianggap kurang prospek. 

"Jadi tantangannya semakin besar untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sesuai APBN. Ada peluang tumbuh 5.1% tapi butuh kerja keras di triwulan kedua tahun ini. Prediksi triwulan ketiga tumbuh 5.1% dan di triwulan ke empat 5.09%," katanya.