Jakarta, Gatra.com -- Mahasiswa PhD di Australia mengembangkan sistem otomatis untuk mendeteksi, secara real time, sinyal radio misterius yang berasal dari kedalaman jagat raya. Sinyal kilat yang dikenal sebagai fast radio burst (FRBs) membingungkan ilmuwan sejak pertama kali ditemukan pada 2007. Demikian dailymail.com, 6 Agustus 2019.
Sejak itu, ada banyak contoh lain dari pendeteksian, meskipun apa yang menyebabkan pancaran sinyal super singkat itu tetap misterius. Terobosan terbaru bisa menjadi lompatan besar bagi kemampuan para ilmuwan untuk memahami sifat pancaran sinyal radio singkat, yang memungkinkan mereka ditangkap secara terperinci saat mereka mencapai Bumi.
Pada saat ledakan sinyal radio singkat ditangkap instrumen di planet kita. Sinyal itu telah menempuh perjalanan yang sangat jauh. Sinyal pertama yang pernah ditelusuri ke galaksi asalnya - yang terungkap awal musim panas ini - datang dari sudut alam semesta sekitar 3,6 miliar tahun cahaya.
"Sangat menarik untuk menemukan bahwa sinyal melakukan perjalanan melintasi setengah alam semesta, mencapai teleskop kami setelah perjalanan beberapa miliar tahun, menunjukkan struktur yang kompleks, seperti puncak yang dipisahkan kurang dari satu milidetik," kata Wael Farah, yang mengembangkan sistem baru tersebut.
Farah, seorang mahasiswa PhD di Swinburne University of Technology, ahli komputer di Molongo Radio Observatory untuk mengenali karakteristik halus FRB, dan membedakannya dari kebisingan gelombang latar belakang. Piranti Sarah sudah mendeteksi lima dari semburan ini, termasuk salah satu semburan paling energik yang diamati.
Teknik baru ini memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari sinyal-sinyal ini secara lebih rinci daripada sebelumnya. Ini akan memberi tahu kita lebih banyak tentang struktur mereka, dan mudah-mudahan bisa diketahui dari mana mereka berasal. Para peneliti mengatakan sinyal khusus ini menonjol dalam waktu dan frekuensi radio
Jika ledakan radio cepat diambil oleh teleskop, sistem Farah dirancang untuk menangkapnya secara otomatis. “Komputer mendeteksi dan menyimpan FRB dari jutaan acara radio lainnya, seperti ponsel, badai petir, dan sinyal dari matahari, dan pulsar," kata ilmuwan proyek Dr Chris Flynn. Teknik baru ini juga akan memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari sinyal-sinyal ini secara lebih rinci daripada sebelumnya.
Ini akan memberi tahu kita lebih banyak tentang struktur mereka dan, mudah-mudahan juga dari mana mereka berasal. Ledakan radio cepat, atau FRB, adalah emisi radio yang muncul sementara dan acak, membuatnya tidak hanya sulit ditemukan, tetapi juga sulit dipelajari. Misterinya bermula dari fakta tidak diketahui apa yang bisa menghasilkan ledakan yang begitu singkat dan tajam.
Ini membuat beberapa orang berspekulasi bahwa mereka bisa berupa apa saja mulai dari bintang yang bertabrakan, hingga pesan alien. Ilmuwan yang mencari gelombang radio cepat (FRB) yang diyakini sebagian orang sebagai sinyal yang dikirim dari alien mungkin terjadi setiap detik.
FRB pertama terlihat, atau lebih tepatnya 'didengar' teleskop radio pada 2001, tetapi tidak ditemukan sampai 2007 ketika para ilmuwan menganalisis data arsip. Sehingga butuh bertahun-tahun bagi para astronom untuk setuju itu bukan kesalahan di salah satu instrumen teleskop.
Para peneliti dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian menunjukkan bahwa FRB dapat digunakan untuk mempelajari struktur dan evolusi alam semesta. Sebuah studi yang cermat dari bahan intervensi ini harus memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konstituen kosmik dasar, seperti jumlah relatif dari materi biasa, materi gelap dan energi gelap, yang mempengaruhi seberapa cepat alam semesta mengembang. FRBs juga dapat digunakan untuk melacak apa yang memecah 'kabut' atom hidrogen yang merasuki alam semesta awal menjadi elektron dan proton bebas, ketika suhu mendingin setelah Big Bang.