Jakarta, Gatra.com - Guru Besar Bidang Perlindungan Hutan Institut Pertanian Bogor (IPB), Bambang Hero menyebut penyebab lemahnya penanganan kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah kurangnya pergerakan tim di lapangan ketika tercium indikasi karhutla akan terjadi.
Beberapa waktu lalu katanya, juga pernah diingatkan perihal ancaman kejadian El Nino di Indonesia, meski statusnya tidak cukup besar.
"Seharusnya tim di lapangan sudah siap dan bereaksi apabila telah terdeteksi indikasi karhutla akan terjadi. Tahun lalu sudah diingatkan akan terjadi El Nino dan perkara ada ataupun tidak, yang terpenting adalah upaya untuk memfasilitasi di lapangan,” katanya saat diskusi pojok iklim di Gedung Manggala Wanabhakti, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (7/8).
Bahkan lanjut Bambang, saat ini sudah terbukti El Nino sudah terjadi walaupun tidak sampai memunculkan persoalan baru.
Bambang mengatakan persoalan dalam verifikasi lahan bergambut dan yang telah direstorasi. Sebab manakala semua benar lahan sudah mengalami restorasi, maka bukan menjadi alasan dari penyebab dari Karhutla. Yang terjadi saat ini adalah kebakaran di lahan gambut.
"Lemahnya penanganan karhutla adalah kurangnya verifikasi lahan gambut yang telah direstorasi. Sebab apabila memang semua lahan sudah direstorasi, bukan sebuah alasan penyebab karhutla. Yang menimbulkan pertanyaan, dimana seharusnya ada penjelasan kepada publik," katanya.
Bambang menambahkan perlu adanya peningkatan peran dari sistem early warning, dimana sebelumnya ini sudah diberitahukan.
Menurutnya, melalui sistem early warning ini, harus ada tim yang turun ke lapangan dan mengidentifikasi titik panas di beberapa provinsi atau wilayah rawan untuk pencegahan kemungkinan terjadinya kebakaran. Meski tidak semua titik panas berpotensi menjadi titik api, tetapi perlu ada persiapan yang dilakukan.