Jakarta, Gatra.com - Film Scary Stories To Tell in The Dark bakal resmi dirilis pada hari ini, Rabu (7/8). Film horor fantasi ini mendapatkan apresiasi dan tepuk tangan meriah dari penonton usai screening perdananya di Epicentrum Kuningan, Jakarta (6/8).
Fillm berlatar cerita tahun 1968 tersebut disutradarai oleh Andre Ovredal yang diangkat dari serial buku cerita dengan judul yang sama dengan garapan Alvin Schwartz. Dibintangi oleh aktor-aktor muda seperti Zoe Colletti (Stella Nicholls), Michael Garza (Ramon Morales), Gabriel Rush (August "Auggie" Hilderbrandt), dan Austin Zajur (Chuck Steinberg).
Cerita bermula ketika empat remaja mendatangi suatu rumah kuno milik keluarga Bellows pada malam perayaan Helloween, dan mendapati sebuah ruang bawah tanah menyimpan sebuah buku misterius, yang sekaligus menyimpan petaka.
Buku tersebut milik Sarah Bellows. Menurut cerita yang beredar, Sarah merupakan seorang anak dengan gangguan kejiwaan serius dari keluarga terpandang. Oleh karena itu, ia diasingkan oleh anggota keluarganya yang lain dan dipaksa tinggal di bawah tanah sendirian. Sarah mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di ruang bawah tanah pada tahun 1898.
Adalah Stela Nicholls, tokoh yang menemukan buku tersebut dan membawanya pulang ke rumah. Lalu satu persatu kejadian aneh mulai menghantui mereka. Buku tersebut menjadi media bagi hantu Sarah Bellows untuk meneror para tokoh.
Seluruh jalinan cerita berupaya untuk menghindari kutukan dari cerita-cerita yang tertulis di buku tersebut. Jalan ceritanya seperti serangkaian takdir yang tak mungkin dapat dihindari.
Meski bertema horor, sesungguhnya film ini tidak berisi banyak jump scare. Hantu-hantu muncul dengan cara yang mudah diterka namun tetap mengerikan. Ada suatu kebaruan yang disajikan bahwa hantu-hantu tersebut memiliki tampilan yang tidak umum. Mereka lebih mirip monster, atau alien, ketimbang hantu.
Unsur fantasinya terletak pada medium buku itu sendiri. Ini akan mengingatkan kita dengan medium benda mati yang menjadi jembatan penghubung antar dua dunia yang berbeda seperti pada film Jumanji, Harry Potter, atau Narnia.
"Eksekusinya bagus, jalan ceritanya bagus," kata Farukha (26), seorang pegawai swasta. "Kalau dibilang film horor, kayaknya enggak sepenuhnya film horor, ya. Hantunya itu bikin ngeri, bukan bikin takut. Ha-ha-ha," ucapnya.
Kesan yang sama juga diungkapkan Clarice (26). Kepada Gatra.com perempuan yang keseharian bekerja sebagai profesional make up itu mengatakan film horor kali ini juga punya sisi menghibur. "Hantunya itu kayak bukan hantu-hantu biasa, lebih kayak semacam hantu imajiner, seperti monster pemangsa, boneka sawah yang bisa hidup, ya, gitu-gitu," ujarnya.
Sementara penonton lainnya Erul (29) mengatakan ada unsur keunikan dari film Scary Stories To Tell in The Dark ini. "Biasanya, kalau film horor itu kan medianya cermin, boneka, atau benda-bendal lain, jarang yang buku," katanya.