Banyumas, Gatra.com - Pegiat koperasi dari Koperasi Indonesia Kreatif Berkarya (Kinarya) berkolaborasi dengan Innocircle Initiative dan Kopkun Institute menggarap film bertema teknologi di wilayah Jawa Tengah. Film ini akan melibatkan generasi muda yang meminati perfilman.
Perwakilan Koperasi Kinarya, Ivonny Zakaria mengatakan, pihaknya mengajak seluruh lapisan masyarakat terutama dari kalangan pelajar dan mahasiswa untuk terlibat sebagai kru produksi film. Proses perekrutan kru dilakukan dengan metode audisi yang akan dibuka sekitar bulan September 2019.
"Kami nanti akan membuka audisi untuk kru dan talent termasuk sutradara serta penulis naskah dari talent se Jawa Tengah. Kami juga akan mendatangkan mentor untuk melatih para kru. Nanti dikoordinir oleh Innocircle dari Purwokerto. Pemberitahuan dan pendaftarannya dilakukan secara digital," ujarnya saat memberikan keterangan pers "The Internet Film of Jateng" kepada wartawan, di Purwokerto, Selasa (6/8).
Dia menambahkan, Koperasi Kinarya tahun 2018 lalu telah merilis film "Impian 1000 Pulau" yang sudah diputar di sejumlah bioskop. Film tersebut bercerita tentang mimpi generasi muda di Kepulauan Seribu. Proses produksinya pun melibatkan anak-anak di daerah tersebut.
Khusus untuk Jawa Tengah, pihaknya mengusulkan tema teknologi digital seperti blockchain. Tema ini ternyata diminati oleh UNESCO.
"Film 'Impian 1000 Pulau itu sutradaranya saja masih berusia 20 tahun. Kami fasilitasi untuk belajar membuat film dari nol. Film yang dibuat ada film pendek, omnibus dan layar lebar. Tapi intinya ada 17 tema film yang akan kami garap yang berkolaborasi dengan masyarakat lokal. Nah, UNESCO juga ingin berkolaborasi untuk menggarap film tentang teknologi," katanya.
Direktur Kopkun Institute, Firdaus Putra Aditama mengatakan, film ini menjadi gerbong untuk membuka peluang berkolaborasi dengan berbagai pihak sesuai prinsip koperasi. Menurut dia, berbeda dengan koperasi komunitas perfilman, Koperasi Kinarya berorientasi menggunakan film sebagai strategi bisnis.
"Cara kerjanya ini seperti prinsip koperasi, misalnya orang yang beli tiket untuk menonton film ini, dia akan masuk sebagai anggota Koperasi Kinarya," ujar Firdaus.
Menurut Firdaus, film ini diharapkan memberi dampak berganda bagi masyarakat secara lebih luas. Misalnya dari sektor pariwisata, lokasi yang digunakan untuk pembuatan film dapat menjadi destinasi wisata.
"Nanti para kru dan talent lokal itu yang akan memilih lokasinya. Harapannya, ketika diangkat dalam film, lokasi syuting akan dikenal dan menjadi destinasi wisata," tambahnya.
Sekretaris Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Provinsi Jawa Tengah, Bima Kartika mengapresiasi upaya Koperasi Kinarya yang bergerak untuk meningkatkan perekonomian melalui instrumen film. Sebab, pada era 4.0 atau digitalisasi ini, koperasi film adalah salah satu indikator perkembangan koperasi itu sendiri.
"Film ternyata bisa merangkul dan memiliki kekuatan yang luar biasa. Dengan koperasi ini kita bisa kerja bersama," kata dia.