Mataram, Gatra.com – Salah satu calon potensial di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2020 yakni H Rohman Farly. Saat ini ia menjabat sebagai Sekretaris daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Timur (Lotim).
“Ibu Kota NTB ini terus menjelma menjadi kota berkembang yang kian metropolis. Meski begitu, belum semua warga kota merasakan pesatnya kemajuan. Semestinya kemajuan ini dinikmati oleh semua. Khususnya bagi anak muda,” kata tokoh Rohman Farly kepada Gatra.com di Mataram, Selasa (6/8).
Tokoh asli Kota Mataram ini mengatakan, setelah dirinya berbincang dengan beberapa remaja. Ia menyimpulkan, saat ini di Kota Mataram, belum ada ruang khusus pemuda untuk berkreasi secara maksimal.
Meski demikian, Rohman tak membantah, Pemkot Mataram sudah memberikan perhatian, tetapi masih terbatas. Baru pemenuhan fasilitas olahraga seperti arena basket, skate board, atau lapangan sepak bola.
"Ya, itu saja tak cukup. Perlu sentuhan lain juga, karena kesukaan anak muda di kota itu beragam. Di kota perlu hadir semacam bengkel kreatif. Ruang untuk belajar dan memperdalam kemampuan. Contohnya bidang multimedia, desain grafis, videografi, atau digital marketing. Pokoknya bidang yang sedang digandrungi dan menjadi hobi anak muda," ujarnya.
Ia mencontohkan, di kota besar, anak muda banyak yang memiliki passion di bidang multimedia, desain grafis, videografi, dan digital marketing. Mereka serius bekerja dan memiliki mitra.
"Kalau anak muda di Kota Mataram pasti memandangnya baru sebatas hobi. Kreasi mereka belum bisa dikembangkan," lanjutnya.
Bagi Rohman Farly, tidak ada salahnya ruang kreasi anak muda mulai dipikirkan. Kota Mataram memiliki enam kecamatan dan 50 kelurahan. Dimulai dengan membangun bengkel kreatif di tiap kecamatan. Kemudian dikelola seperti rumah bersama bagi anak muda.
"Kita gali kesukaan anak di masing-masing kecamatan. Setelah pemetaan baru kemudian bengkel kreatif ini menjadi lokasi belajar sesuai dengan karakter anak muda tiap kecamatan," jelasnya.
Diakuinya, membangun konsep ini tentu tidak bisa hanya mengandalkan sumber daya manusia (SDM) dari dalam daerah. Perlu juga kontribusi dari pakar yang sudah mumpuni di kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung.
"Saya ada kenal beberapa diantara dari mereka. Dan mereka sangat siap ketika kita ajak bertukar pikiran di daerah," tambahnya.
Perhatiannya yang besar kepada kalangan muda, tambah Farly, didasari dengan kemajuan dan perkembangan zaman. Kondisi saat ini, dalam urusan teknologi dan pembangunan anak muda harus dilibatkan. Bagi kalangan tua, agak susah ketika harus memperdalam bidang teknologi yang kian maju.
"Contoh saja, kita orang tua cari uang masih jadi pegawai atau karyawan terikat. Anak muda, sekarang jadi Youtuber atau ahli desain, sudah kaya mereka. Kita mau mengejar itu, menggunakan WhatsApp (WA) saja masih suka bingung ," ungkapnya.
Farly yakin, dari Kota Mataram akan lahir anak muda kreatif dan inovatif yang akan membangun daerah. Kuncinya, ada keberpihakan pemerintah kepada generasi muda dalam mengarahkan serta memberi ruang yang tepat.
"Anak muda lebih paham kebutuhan sesamanya, dibanding kita yang tua. Jadi jangan lagi [anak muda] disepelekan," pungkasnya.