Tanjung Jabung Barat, Gatra.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjung Jabung Barat mendata sepanjang awal Januari hingga awal Agustus, sebanyak 12 hektar lebih lahan yang terbakar. Baik itu berupa lahan masyarakat maupun kawasan hutan belukar.
Sebanyak lima kecamatan juga disebut sebagai daerah yang sangat rawan terjadinya bencana kebakaran. Karena setiap tahunnya, saat musim kemarau tiba selalu saja terjadi kebakaran lahan.
"Yang terbaru itu ada kebakaran lahan di Kecamatan pengabuan dan ada juga di Lumahan, kecamatan Senyerang. Itu belum termasuk," kata Kepala BPBD Tanjung Jabung Barat, Kosasih, Selasa (6/8).
Dijelaskan Kosasih, untuk kecamatan yang masuk daerah rawan karhutla yaitu kecamatan Betara, Bram Itam, Pengabuan, Senyerang dan Batang Asam. Dari masing-masing kecamatan tersebut, ada beberapa desa yang paling rawan kebakaran.
Seperti di kecamatan Betara, ada lima desa yang masuk daerah rawan, yaitu Desa Muntialo, Serdang Jaya, Mandala Jaya, Lubuk Terentang dan Pematang Lumut. Lalu di kecamatan Bram Itam ada tiga desa, yaitu Desa Bram Itam Raya, Bram Itam Kanan dan Jati mas.
Sementara di kecamatan Pengabuan, ada tiga desa yang menjadi daerah rawan karhutla. Tiga desa tersebut yaitu Kelurahan Pengabuan, Desa Sungai Baung dan desa Suak Samin. Di kecamatan Senyerang, ada dua desa yaitu Desa Margo Rukun dan Desa Kayu Aro. Sedangkan di Kecamatan Batang Asam, terdapat lima desa yang rawan karhutla, yaitu Desa Suban, Panoban, Lubuk Bernai, Lubuk Lawas dan Sirih-sirih.
"Untuk kecamatan di wilayah Ilir, daerah yang rawan merupakan daerah dengan lahan gambut," katanya.
Kosasih juga menyebutkan, dari banyak kasus karhutla yang terjadi, mayoritas disebabkan ulah manusia. Baik itu yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
"90 persen penyebabnya faktor kelalaian, sedangkan faktor alam hanya 10 persen saja," ia menjelaskan.
Untuk faktor alam ini, biasanya terjadi saat kondisi benar-benar kering dan cuaca panas terik. Kebakaran seperti ini biasanya terjadi di lahan gambut. Dimana bila ada ranting yang bergesekan karena tiupan angin, bisa memicu terjadinya kebakaran.
"Jadi memang ada kebakaran itu disebabkan alam sendiri," ucapnya.