Jakarta, Gatra.com - Industri manufaktur menjadi salah satu sektor yang mengalami penurunan. Masa depan industri ini diramalkan akan semakin suram karena berbagai faktor eksternal dan internal.
Badan Pusat Stastistik mencatat industri manufaktur mengalami penurunan pada triwulan II 2019 dan hanya tumbuh sebesar 3,54%. Sebelumnya, pada triwulan I 2019, sektor ini jauh lebih baik dengan pertumbuhan 3,86%.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core), Yusuf Rendy menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi hidapi oleh sektor ini. Salah satunya ketersediaan bahan baku yang didominasi oleh impor dan segera diperlukan revitalisasi industri hilir.
"Hal ini penting karena memang agar barang mentah kita dapat diolah menjadi bahan baku industri," ujarnya saat dihubungi oleh Gatra.com di Jakarta, Selasa (6/8).
Tantangan kedua adalah kemampuan SDM yang sesuai kualifikasi serta dibutuhkan industri. Untuk mengatasi itu, diperlukan kerja sama antara pemerintah dan industri khususnya terkait pengadaan pelatihan guna meningkatkan skill SDM.
Tantangan terakhir adalah upah berupa pesangon yang diberikan apabila pabrik tersebut berhenti beroperasi. Core menyarankan ada dialog antara perusahaan dengan serikat buruh dengan pemerintah sebagai penengah.
"Jadi, kalau ini terlaksana pasti akan membawa solusi yang baik," ujarnya.