Banyumas, Gatra.com – Di Indonesia, tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular yang paling banyak menyebabkan kematian dan menjadi ancaman bagi masyarakat jika tidak tertangani dengan tepat, termasuk di Banyumas, Jawa Tengah.
Bupati Banyumas, Achmad Husein menargetkan wilayah yang dipimpinnya bisa bebas TBC pada 2023. Untuk itu Bupati meminta kepada semua pihak untuk berkomitmen terhadap target ini, khususnya lembaga profesi.
“Jangan menunggu 2028 kalau bisa 2023, saya percaya yang hadir disini mempunyai kemampuan untuk itu, dan masyarakat waspada terhadap TBC,” kata Husein, dalam keterangannya kepada gatra.com, Sabtu (3/8).
Dia menjelaskan, untuk mencapai target tersebut, harus ada upaya serius untuk menekan tingginya kasus TB baru. Salah satunya dengan sosialisasi, kampanye dan komitmen dalam menanggulangi masalah penyakit tuberculosis yang melibatkan seluruh elemen lembaga profesi yang berlatar belakang kedokteran maupun pihak lainnya.
Bupati mengatakan kesehatan sebagai salah satu indeks kesejahteraan masyarakat, sebab hal ini akan menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Menurutnya penyakit TBC banyak orang yang kurang mempedulikan karena dianggap penyakit rakyat padahal TBC penyakit paling mudah penularannya dan paling lama penyembuhannya.
“Penyakit ini sangat berdampak pada aktivitas yang tidak maksimal, kepada penederitanya dan mengganggu orang disekitarnya, bayangkan apabila ada disekitar yang terus batuk,” katanya.
Untuk itu Bupati meminta kepada semua pihak khususnya lembaga profesi, untuk berkomitmen untuk mengelinasi TBC pada tahun2023.
“Jangan menunggu 2028 kalau bisa 2023, saya percaya yang hadir disini mempunyai kemampuan untuk itu, dan masyarakat waspada terhadap TBC” pinta Bupati.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Sadiyanto mengatakan di Banyumas ada 1.910 penderita TBC. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas menargetkan eliminasi TBC tahun 2028. Hal tersebut mendukung program Pemerintah Pusat menuju eliminasi TBC 2030.
Menurut Sadiyanto pencegahan dan pengendalian penyakit TB tidak hanya menjadi tugas Dinas Kesehatan saja tapi juga melibatkan seluruh elemen lembaga profesi yang berlatar belakang kedokteran maupun bukan.
Untuk menyamakan langkah dan tekad bersama dalam pencegahan TBC, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas bersama Yayasan KNCV Indonesia menggelar lokakarya dan membentuk Tim Distric-Based Public Private Mix (DPPM) dan Koalisi Organisasi Profesi Indonesia (KOPI) untuk penanggulangan penyakit tuberkulosis (TBC) Kamis (1/8) di Hotel Grand Karlita, Purwokerto.
“Koalisi Organisasi Profesi dalam Penanggulangan TB (KOPI TB) bersama Dinas Kesehatan harus berkomitmen dalam menanggulangi masalah penyakit tuberculosis di Banyumas,” tandas Sadiyanto.
Dia berharap kolaborasi antara KOPI TB, DPPM dan Dinas Kesehatan ini bisa efektif merumuskan strategi efektif sehingga semua kasus TB dapat ditemukan dan diobati sesuai standar. Dengan begitu, kasus TB di Banyumas bisa menuru.
Pada lokakarya yang diikuti oleh pengurus berbagai lembaga profesi kesehatan dan organisasi kemasyarakatan itu menghadirkan nara sumber dari Dinas Kesehatan Provinsi dr Tatik Nurhayati, M.Kes dan Koalisi Organisasi Profesi dalam Penanggulangan TB (KOPI TB) Jawa Tengah dr Yuswanti, MHSc
Pada kesempatan ini juga ditandatangi komitmen atau dekrit Tim PPM dimulai dari Bupati Banyumas diikuti nara sumber, kepala Dinas Kesehatan, Lembaga profesi dan peserta lokakarya. Dekrit berisikan komitmen pencegahan TBC di Kabupaten Banyumas.