Jakarta, Gatra.com - Setelah Amerika Serikat (AS) menarik diri dari perjanjiannya dengan Rusia, yang bernama Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), AS dikabarkan berencana menempatkan stasiun rudal di kawasan Asia Pasifik.
Menyikapi kebijakan itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menganggap ini adalah alasan kenapa ASEAN menerapkan Indo-Pacific Outlook.
"Kawasan Pasifik sebagai kawasan strategis telah menjadi perhatian dari negara besar. Itu sebabnya kenapa kita memunculkan Indo-Pacific Outlook, karena kita tidak ingin Indo-Pacific jadi kawasan persaingan negara-negara besar," kata pelaksana tugas juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Teuku Faizasyah, Ruang Palapa, Kemlu, Jakarta, Selasa (6/8).
Faiza mengatakan bahwa negara-negara di dunia tentunya memiliki kepentingan masing-masing dan beberapa memiliki kepentingan jauh diluar batas wilayah negaranya seperti AS. Secara historis pun kalau melihat dari apa yang terjadi pada Perang Dunia 2, negara-negara besar memiliki keinginan agar kepentingannya bisa terwadahi di situasi kawasan.
"Satu hal kita tekankan bahwa ditengah berbagai kepentingan nasional yang dimiliki negara-negara tersebut, kami terus kedepankan kestabilan kawasan," kata Faiza.
Faiza melihat pemberitaan penempatan stasiun rudal di kawasan Pasifik sebagai suatu hal yang tidak terverifikasi.
Pihak Australia kata Faiza sesuai dengan keterangan yang ada, membantah asumsi adanya skenario penempatan rudal dari AS di wilayah Australia, khususnya di Darwin.
"Indonesia dan Australia adalah 2 negara sahabat. Hal ini menyebabkan Kemlu pun meminta penjelasan atas informasi yang beredar, dan mereka, pihak Australia sudah membantah," ucap Faiza.