Jakarta, Gatra.com - Polisi menyebut tidak ada unsur sabotase dan serangan terorisme dalam kasus padamnya listrik massal atau blackout di sebagian Pulau Jawa pada Ahad (4/8) lalu. Hal itu diketahui berdasarkan keterangan pemeriksaan empat saksi yang merupakan petugas PLN Ungaran.
"Baru dugaan sementara yang menjadi penyebab adalah pohon. Dan juga dapat dipastikan dari hasil investigasi awal tidak ada ditemukan unsur sabotase dan serangan terorisme," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (6/8).
Saat ini, lanjutnya, masih mendalami faktor penyebabnya yang kemungkinan karena alam dan gangguan teknis.
Meski tak bisa menyebutkan secara spesifik jenis pohon yang menghalangi itu, Dedi menjelaskan pohon itu sudah melampaui batas maksimal di bawah jaringan super tinggi, yakni 8,5 meter. Jika di atas tinggi itu, maka jalur transmisi akan terganggu.
"Kalau di atas 8,5 meter akan terjadi flash atau lompatan listrik. Itu bisa mengganggu jalur transmisi itu. Namun demikian, dari pusat, Bareskrim, dan PLN akan melakukan investigasi secara komprehensif terkait kejadian blackout. Ini masih butuh pendalaman lagi," jelasnya.
Buntut dari "gangguan pohon" itu, kata Dedi, adanya kerusakan pada trafo. Ia menyebut, butuh waktu yang lama untuk membetulkan trafo atau jaringan tersebut.
Kini, pohon itu sudah ditebang oleh petugas. Kendati demikian, polisi masih memeriksa dugaan lain di luar faktor alam.
"Tidak menutup kemungkinan hal-hal lain akan masuk ke dalam fokus diskusi antara tim Bareskrim dengan tim PLN," ucapnya.