Jakarta, Gatra.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menginginkan, kesadaran menggunakan Bahasa Indonesia di ruang publik kembali digalakkan. Menurut Muhadjir, Bahasa Indonensia merupakan simbol negara yang sengat penting. Sebagai alat merajut kebangsaan dan pemersatu keanekaragaman di Indonesia.
“Bahasa Indonesia bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi alat penghubung keanekaragaman yang ada di negara kita. Negara kita tanpa ada rajutan yang kuat, tanpa ada benang perajut yang kokoh untuk merangkainya, maka bangsa kita akan rapuh. Akan mudah pecah karena kita adalah negara majemuk. Negara plural yang beraneka ragam,” Kata Muhadjir saat ditemui di seminar dan lokakarya "Pengutamaan Bahasa Negara di Ruang Publik" di TMII, Jakarta, Selasa (6/8).
Selain itu, Muhadjir menjelaskan, Bahasa Indonesia mempunyai keunikan dibandingkan bahasa lainnya. Ini karena Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Konteksnya memiliki bahasa daerah tersendiri. Ia berujar, seharusnya masyarakat Indonesia harus berbangga.
Muhadjir mencontohkan beberapa negara yang sampai saat ini masih memiliki masalah di bidang bahasa. “Kita lihat negara-negara tetangga masih banyak yang belum memiliki bahasa yang satu. Ketika negara tertentu memakai bahasa tapi bukan bahasanya sendiri, mereka merasa jati dirinya tidak utuh. Kita harus bersyukur, kita ditakdirkan oleh Tuhan yang maha kuasa. Memiliki bahasa yang identik dengan nama bangsa itu sendiri yaitu Bahasa Indonesia,” ujar Muhadjir.
Lebih lanjut, Muhadjir juga berharap, muncul wadah yang akan memperkuat penggunaan Bahasa Indonesia dalam bermasyarakat. Apalagi momentumnya sangat baik, mengingat bulan Agustus ini Indonesia juga tengah menyambut Hari Kemerdekaan ke-74 pada tanggal 17 Agustus nanti.
“Sekali lagi saya ucapkan selamat, seminar dan lokakarya ini mudah-mudahan akan melahirkan pikiran yang jernih, konstruktif, dan bisa ditindaklanjuti. Menjadi kebijakan sekaligus tindakan atas nama kebijakan itu. Dalam rangka menegakkan Bahasa Indonesia di ruang publik,” paparnya.