Bandung, Gatra.com- Sekretaris Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa Barat Kevin Hartanto mengatakan pemadaman listrik berdampak pada industri tekstil dan garmen di Jabar. Pihaknya mendesak agar PLN mengurangi tagihan listrik bulan ini.
Dia katakan, dampak paling besar dialami industri tekstil, sebab pemadaman tersebut membuat seluruh unit produksi mengalami gangguan dan ketidakseimbangan. Imbasnya sejumlah tenaga kerja terpaksa diliburkan meski upah harus tetap dibayarkan. “Kita bicara juga kerugian bahan baku, kerusakan mesin, dan upah,” ujar Kevin, Senin (5/8).
Menurut Kevin, pemadaman yang berlangsung lama dan mendadak menunjukan PLN tidak professional dan lambat melakukan langkah antisipasi. Diketahui, di Jabar sendiri pemadaman terjadi sekitar tujuh jam pada Minggu (4/8) dan dilanjutkan secara bergilir pada hari ini (5/8)
“Rasanya nggak mungkin sekaligus seluruh suplai energi lumpuh total, kemarin berlangsung sampai 7 jam, bahkan ada laporan dari anggota ini sampai 10 jam. Belum berlanjut dengan pemadaman bergilir hari ini,” paparnya.
Berdasarkan laporan, dia sampaikan, cukup banyak kejadian benang putus pada saat pemintalan di divisi benang bertepatan dengan pemadaman listrik. Sementara untuk menyambungkan kembali, dia katakan, butuh waktu sangat lama.
Imbas dari pemadaman tersebut dirasakan pula pada divinsi tenun, di mana proses produksi barang menjadi turun dari standar. Otomatis, lanjut dia, harganya pun menjadi turun.
"Belum lagi banyak komponen mesin rusak, di pencelupan obat celup terbuang percuma, ini kerugiannya besar sekali, bayangkan seluruh industri terdampak,” katanya.
Menurut dia, pemadaman bergilir yang dilakukan PLN membuat jadwal pekerja menjadi tidak pasti. Sekalipun listrik sudah menyala namun proses produksi belum sepenuhnya normal lantaran para pengusaha masih ada kehati-kahatian bilamana pemadaman kembali terjadi.
“Mending kalau sesuai jadwal, info jam 10-1 siang padam, tiba-tiba nggak jadi sudah kagok karyawan diliburkan. Begitu masuk, tahunya pemadaman bergilir jadi, ini jadi serba tidak pasti,” tuturnya.
Ia sampaikan, hal ini sempat terjadi di Australia di mana listrik padam selama lima jam, namun saat itu seluruh tagihan pelanggan digratis selama satu bulan. Karena itu, dia katakan, PLN tidak cukup hanya minta maaf dan meminta pelanggan bersabar.
“Minimal kita minta ada tanggung jawab PLN, PLN mengganti biaya tagihan dari total tagihan, ada penjelasan,” paparnya.
Akan lebih baik, menurut dia, bilamana PLN memangkas tagihan sesuai dengan peraturan menteri ESDM 2017 lalu, yaitu dengan pemberian ganti rugi dari perusahaan listrik pelat merah tersebut. Sebab, lanjut dia, industri tekstil berbeda dengan mall dan layanan lainnya yang menyediakan genset guna mengatasi kebutuhan listrik saat padam.
“Genset hanya buat kantor, ada beberapa unit produksi pakai tapi cuma beberapa lama? Sekarang saja teman-teman sudah repot penyediaan solarnya,” pungkasnya.