Washington DC, Gatra.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (5/8) mengumumkan bahwa AS akan memperluas sanksi terhadap Venezuela dengan perintah eksekutif untuk memberlakukan embargo ekonomi total terhadap negara tersebut.
Embargo tersebut dengan membekukan aset pemerintah Venezuela dan entitas terkait serta melarang transaksi ekonomi dengannya kecuali dengan alasan khusus. Pengecualian tersebut mencakup bisnis resmi pemerintah federal dan transaksi yang terkait dengan pemberian bantuan kemanusiaan.
Dilansir dari CNN, perintah eksekutif itu menandai eskalasi dari langkah-langkah AS yang ekspansif terhadap pemerintah Venezuela sejak awal krisis politik dan ekonomi sejak awal tahun ini. Dalam sepucuk surat kepada kongres pada Senin (5/8) malam, Trump menyatakan keputusannya untuk memperluas sanksi terhadap Venezuela.
"Saya telah menentukan bahwa perlu untuk memblokir properti Pemerintah Venezuela mengingat berlanjutnya perebutan kekuasaan oleh rezim Nicolas Maduro yang tidak sah, serta pelanggaran hak asasi manusia rezim, penangkapan sewenang-wenang dan penahanan warga negara Venezuela, pengurangan kebebasan pers, dan upaya berkelanjutan untuk merongrong presiden sementara Juan Guaido dari Venezuela dan Majelis Nasional Venezuela yang terpilih secara demokratis," tulis Trump.
Diketahui gejolak politik Venezuela berasal dari pemilihan presiden tahun lalu dimana Maduro mendapatkan masa jabatan enam tahun dalam proses yang dipandang sebagai buah "kebohongan". Menyikapi suhu politik yang tidak menentu, pemimpin oposisi Juan Guaido menyatakan kesiapannya menjadi presiden pengganti Maduro.
Sementara beberapa negara termasuk Cina dan Rusia telah mendukung Maduro pasca pemilihan, Trump justru secara vokal menyatakan dukungannya untuk Guaido.
"Dalam perannya sebagai satu-satunya cabang pemerintah yang sah yang dipilih oleh rakyat Venezuela, Majelis Nasional meminta konstitusi negara untuk menyatakan Nicolas Maduro tidak sah, dan karena itu kantor kepresidenan kosong. Rakyat Venezuela dengan berani berbicara menentang Maduro dan rezimnya serta menuntut kebebasan dan supremasi hukum," kata Trump awal tahun ini.
Sebelumnya sanksi AS yang berlaku pada perusahaan minyak nasional Venezuela telah membantu mempercepat keruntuhan produksi minyak negara itu dan berakibat pada pasar energi global. "Maduro bukan patriot Venezuela, dia adalah boneka Kuba," ucap Trump dalam pidatonya.