Home Ekonomi Serangan Gugur Daun Karet Sumsel Ditaraf Mengkhawatirkan

Serangan Gugur Daun Karet Sumsel Ditaraf Mengkhawatirkan

 

Palembang, Gatra.com – Penyakit serangan gugur daun pada tanaman karet di Sumatera Selatan (Sumsel) dinilai sudah pada taraf mengkhawatirkan. Hal ini disampaikan Ketua Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel, Alex K Eddy di Palembang, Senin (6/8).

Usai menghadiri acara Penguatan Industri Manufaktur Dalam Kerangka Meningkatkan Daya Saing Perekonomian Menuju Indonesia Sebagai Negara Maju 2045 diselenggarakan oleh Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, Alex mengatakan terdapat kekhawatiran akan kondisi serangan penyakit gugur daun saat ini. “Jika dalam satu tahun, gugur daunnya terjadi tiga kali. Itu sudah mengkhawatirkan,” ujarnya.

Mengenai luasan tanaman yang sudah terserang gugur daun, Alex mengatakan belum terdapat data resmi dari pemerintah, namun berdasarkan data dari lembaga penelitian karet di Sembawa, jumlahnya sudah mencapai 400.000 hektar (Ha). “Luasan ini tentu akan bertambah, jika tidak ditangani secara serius dan cepat,” sambungnya.

Penyakit gugur daun yang telah terjadi sejak tiga tahun terakhir mengakibatkan produksi karet di Sumsel mengalami penurunan hingga 20%. Penurunan produksi pada angka tersebut, kata Alex memang akan mempengaruhi perolehan devisa negara terutama untuk Sumsel, “Kita tidak mau lama nanti devisa turun akibat produksi karet kian menurun,” ujarnya.

Belum lagi, sambung Alex, berbicara mengenai serapan karet rakyat secara domestik masih sangat rendah. Sumsel memiliki serapan karet hanya 600.000 ton dibandingkan produksi yang sudah mencapai angka 3,5 juta ton. Serapan yang rendah ini akan berubah tergantung pada kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah.

“Industri karet ini, butuh political will yang nyata karena berpengaruh multi efek pada kehidupan ekonomi masyarakat Sumsel,” pungkasnya seraya masih optimis jika komoditas unggulan karet masih akan mampu menyokong ekonomi Sumsel.

Dinas Perkebunan mencatat, penurunan produksi karet menurun akibat gangguan gugur daun yang terus meluas menyerang kebun karet milik petani Sumsel. Data statistik perkebunan pada dua tahun terakhir memperlihatkan gugur daun sudah menyerang  787.903 ha kebun karet sedangkan pada triwulan I tahun ini, serangan gugur daun mencapai 400.00 ha.

Berdasarkan data yang sama, produksi karet setelah mengalami serangan gugur daun pada 2017-2019, menyisahkan 971,479 ton dan hingga triwulan I tahun ini menyebabkan penurunan hingga 60% atau kurang lebih 583.000 ton. 

Kabid Pengelolaan dan Pemasaran Hasil (P2HP), Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian mengatakan pemerintah telah melakukan upaya penanggulangan seperti membagikan bantuan pupuk pada 4.000 ha yang terbagi pada 7 kabupaten, yakni Banyuasin, Muba, OKI, Ogan Ilir, Muara Enim, OKU, dan Mura. Pemupukan hendaknya juga diimbangi dengan pembersihan gulma atau dikenal gerakan sanitasi lingkungan secara massal.

“Butuh sanitasi lingkungan yang dikomandoi oleh UPTD, BPTP dengan cara membersihkan areal pertanaman dari gulma, daun, ranting yang gugur. Hal itu dilakukan guna menekan resiko serangan organisme penganggu agar memperoleh unsur hara dan sinar matahari,” terangnya seraya mengatakan Dinas Perkebunan sudah melakukan sosialisasi gerakan tersebut di kota Prabumulih, Musi Rawas, Muaratara, dan daerah produksi lainnya yang terpapar serangan gugur daun.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

456