Batam, Gatra.com - Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Batam, Mardanis mengatakan, 13.138 ekor hewan kurban di Batam layak diperjualbelikan dan dikonsumsi. Itu dia sebutkan setelah 26 titik penjualan resmi hewan kurban, dicek. Hasilnya kondisi antemortem hewan kurban hampir semua dinyatakan sehat.
"Jumlah hewan kurban tadi tersebar di Rumah Jagal dan peternakan hewan. Seperti di komplek peternakan Temiang, Sekupang, Batam, ada 1.659 sapi dan 7.666 ekor kambing. Yang didatangkan dari Lampung, Jawa dan Bali ada sekitar 1.074 ekor sapi dan 2.729 kambing. Semuanya sudah kami vaksin dan cek kesehatan,” katanya kepada Gatra.com, Sabtu (3/8) di Batam.
Lebih jauh Mardanis menyebut, beberapa ekor hewan kurban yang datang dari luar daerah disebut tidak sehat lantaran menempuh perjalanan jauh. Itulah makanya penyakit yang menyerang ternak itu relatif ringan dan akan pulih dalam waktu 3 hari.
"Ada juga saat pemeriksaan 3 ekor sapi dan 9 ekor kambing yang diketahui patah kaki. Kami larang untuk diperjualbelikan, kecuali untuk konsumsi pribadi,” ujarnya.
Meski pemeriksaan sudah dilakukan kata Mardanis, setelah disembelih, qurban juga musti diperiksa. Biar tahu apakah daging itu terserang bakteri entamuba coli atau tidak.
“DKPP Batam dan PDHI Kepri akan mengutus petugas untuk memantau proses pemotongan hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha 1440 H, nanti untuk mencegah penyebaran E coli. Karena Bakteri ini dapat memproduksi racun,” katanya.
Mardanis merinci, total delapan orang petugas gabungan dari DKPP Batam, Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Kepri dan Balai Karantina Pertanian Batam akan turun saat proses penyembelihan qurban di Hari Raya Idul Adha nanti.
"Kita random lokasi saat pengecekan postmortem hewan qurbannya. Kita ambil sampel dari sekitar 26 tempat penyembelihan hewan qurban secara acak," katanya.