Tebo, Gatra.com - Tangis pilu dari sejumlah warga Suku Anak Dalam (SAD) menyambut kedatangan Ketumenggungan di Mako Polda Jambi, Senin (5/8). Ketumenggungan yang terdiri dari Apung, Tupang Besak, Bujang Itam dan Jilitai ini langsung dipeluk oleh warga SAD yang sudah sejak beberapa pekan lalu ditahan di Mako Polda tersebut.
Selain untuk menjenguk keluarga mereka yang diduga korban dari kelompok Serikat Mandiri Batanghari (SMB), kedatangan Ketumenggungan ini bertujuan untuk beraudiensi dengan Kapolda Jambi.
Tidak itu saja, kedatangan Ketumenggungan ini untuk mengklarifikasi terkait dugaan keterlibatan keluarga mereka dengan kelompok SMB.
"Kedatangan kami ke sini untuk memastikan jika keluarga kami ditahan dan diperlakukan dengan baik. Alhamdulillah, mereka semua sehat dan baik," kata Temenggung Apung di ruang penyidik Direskrimum di lantai tiga Polda Jambi.
Pada kesempatan itu, Ketumenggungan menyampaikan kepada pihak kepolisian jika mereka sangat mendukung penuh kinerja pihak kepolisian dalam menangani kasus SMB tersebut.
"Kami sangat berterima kasih kasih kepada bapak polisi yang telah menangkap ketua maupun anggota SMB. Walaupun ada keluarga kami yang ditahan di sini, kami tetap percayakan jika bapak memperlakukan keluarga kami dengan baik, dan itu telah kami lihat langsung," kata Temenggung Tupang Besak.
Ketumenggungan juga mengatakan jika mereka tidak terlibat maupun tergabung dalam kelompok SMB. "Kami diancam akan dibunuh oleh anggota SMB jika ke luar dari lokasi SMB. Jadi kami ketakutan sekali. Kami ada di sana bukan berarti kami bergabung dengan mereka," ujar Tupang menjelaskan.
Pasca insiden SMB, Tupang berkata ada sekitar 40 orang warga dia atau sekitar 14 kepala keluarga yang mengalami trauma dan lari ke dalam hutan. Kondisi keluarganya tersebut saat ini mulai sakit-sakitan. "Kami juga tidak punya makanan untuk dimakan. Kami tidak punya rumah, tidak punya pakaian dan peralatan masak. Sekarang anak-anak kami tinggal di bawah pohon sawit," katanya.
Untuk itu, Tupang berharap agar pihak kepolisian maupun pihak terkait untuk membantu keluarganya. "Kami butuh makanan untuk dimakan. Kami juga butuh pakaian dan tempat berteduh," katanya.
Sementara, pendamping Ketumenggungan dari Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK) mengatakan kedatangan mereka ke Polda Jambi untuk memastikan jika warga SAD dampingan mereka benar-benar ditahan di Mako Polda Jambi.
"Sekarang Ketumenggungan sudah puas. Mereka sudah melihat langsung keluarga mereka. Dan ini akan mereka sampaikan ke keluarga mereka di dalam (hutan) jika keluarga yang ditahan kondisinya sehat dan baik-baik," kata Ketua Yayasan ORIK, Ahmad Firdaus.
Sementara, Kapolda Jambi melalui Direktur Reskrimum, Kombes Pol Edi Faryadi mengatakan jika warga SAD yang ditahan diperlakukan dengan khusus. "Temenggung sudah melihat langsung dan mengobrol langsung dengan keluarga Temenggung di sini. Mereka kita perlakukan khusus, mulai dari makan, mandi sampai pendampingan psikologi," kata Edi Faryadi.
Untuk kondisi dan kebutuhan kelompok yang keluarga yang saat ini ditahan, Direskrimum akan segera berkoordinasi dengan Tim Terpadu (Timdu) untuk mencari solusinya, "Dalam waktu dekat ini kita akan turun langsung ke tempat Temenggung. Kita akan jelaskan kepada keluarga di sana kalau keluarga yang ditahan di sini kita pelaku dengan baik," katanya.