Jakarta, Gatra.com - Mati listrik total yang terjadi Minggu kemarin (4/8) menyebabkan angkutan umum Moda Raya Terpadu (MRT) berhenti tiba-tiba. Peristiwa tersebut menimbulkan pertanyaan terkait kesiapan MRT menghadapi bencana serupa.
Menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sistem operasional MRT Jakarta sama dengan MRT di luar negeri. Anies menyebut ada 2 sumber listrik yang dimiliki rangkaian sistem MRT Jakarta.
Baca juga: Mati Listrik, Empat Rangkaian MRT Terjebak di Bawah Tanah
"Saya tanya pada tim apa yang jadi pembeda MRT Jakarta dengan MRT yang lain. Menurut mereka, sistem yang kita miliki sama dengan negara-negara lain. Jadi memang ada 2 sumber listrik dari 2 power grid yang berbeda," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Senin (5/8).
Anies menyampaikan bahwa sumber listrik yang terdapat dalam sistem MRT Jakarta tak dapat mengoperasikan kereta bawah tanah itu ketika listrik padam. Tenaga listrik yang tersimpan hanya mampu menjalankan fungsi kedaruratan seperti membuka pintu.
"Memang bukan back up untuk menjalankan operasi seluruhnya. Karena butuh energi yang sangat besar sekali," ungkapnya.
Empat rangkaian MRT dilaporkan terjebak di lintasan bawah tanah (underground) antara Stasiun Senayan-Bundaran HI akibat mati listik pada Minggu siang (4/8). PT MRT Jakarta merilis pasokan listrik untuk MRT dari PLN terhenti sejak pukul 11.50 WIB.
Baca juga: Pascamati Listrik, Anies: Fasilitas Publik Mulai Pulih
PT MRT Jakarta berharap, tidak ada lagi pemadaman listrik yang menghambat operasional MRT. Saat ini, kondisi telah normal. Warga DKI Jakarta dapat menggunakan moda transportasi ini.
"Mohon maaf kepada seluruh masyarakat pengguna layanan MRT Jakarta atas ketidaknyamanan yang diakibatkan dari adanya kondisi ini," ujar Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin.