Dubai, Gatra.com - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan, pihaknya akan mewaspadai pelanggaran maritim yang terjadi di Teluk. Pernyataan tersebut disampaikannya sehari setelah menangkap sebuah kapal tanker minyak Irak yang dianggap menyelundupkan bahan bakar.
Petugas Revolusi menangkap kapal tanker tersebut berikut dengan tujuh krunya di dekat Pulau Farsi Iran di utara Selat Hormuz.
"Iran sempat melupakan beberapa kejadian pelanggaran maritim di Teluk, saat ini tidak akan pernah menutup mata lagi terhadap pelanggaran di sana," katanya.
Baca juga: Dituduh Selundupkan Minyak, Iran Sita Tanker Irak di Teluk
Zarif juga mengkritik, sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS), dengan mengatakan Washington telah menutup pintu untuk diplomasi atas kesepakatan nuklir Iran pada tahun 2015 lalu, yang dikeluarkan oleh Presiden AS, Donald Trump.
"Sanksi menteri luar negeri berarti kegagalan dalam kesepakatan," kata Zarif.
Jika negara-negara lain mengindahkan seruan AS untuk berhenti membeli minyak Iran, Teheran mengancam untuk memblokir semua ekspor yang dilakukan melalui selat, meskipun seperlima dari lalu lintas minyak global melintas di sana.
Zarif juga mengatakan, kekuatan Eropa yang masih berpihak pada kesepakatan nuklir harus mempercepat upaya untuk menyelamatkan kesepakatan tersebut. Walaupun pada akhirnya tidak menutup kemungkinan Iran akan meninggalkan pakta itu jika perlu.
Lalu lintas kapal tanker minyak melalui Hormuz dan jalur air strategis lainnya telah menjadi fokus perselisihan antara Washington dan Teheran, dan Inggris juga ikut serta dalam peristiwa tersebut.
Baca juga: Menlu Iran: Kapal Tanker Harus Melalui Proses Hukum
Menyulut kekhawatiran perang Timur Tengah dengan reaksi global, para penjaga menangkap kapal tanker Inggris Stena Impero di dekat Selat Hormuz pada Juli lalu karena dugaan pelanggaran. Peristiwa tersebut terjadi dua pekan setelah pasukan Inggris menangkap sebuah kapal tanker minyak Iran di dekat Gibraltar yang dituduh melanggar sanksi terhadap Suriah.
Zarif menyebutkan bahwa penyitaan yang dilakukan Inggris sebagai tindakan pembajakan dan mengatakan keamanan Teluk adalah tanggung jawab Iran.
"Pemerintah Inggris terlibat dalam terorisme ekonomi AS terhadap Iran," katanya dikutip dari Reuters, Senin (5/8).