Jakarta, Gatra.com - Tim gabungan dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan Dinas Tanaman Pangan Aceh Utara menemukan adanya serangan hama wereng pada beberapa lahan yang ditanami padi IF8.
Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perijinan Pertanian (PVTPP) Erizal Jamal menuturkan benih IF8 tidak aman bagi petani. Hal ini mengingat potensi kerugiannya yang tinggi. Ia berujar, pemerintah perlu melakukan pengawasan dan sertifikasi benih untuk menjamin keamanannya bagi petani. Bukan untuk menghambat inovasi.
Pengamat Hama Penyakit Tanaman UPTD Proteksi Pertanian Aceh, Zulkifli menjelaskan, wereng coklat atau WBC menyerang tanaman padi di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Baktiya, Senuddon, Jambo Aye dan Kecamatan Langkahan. “Kawasan terparah Seunuddon dan Baktiya,” ujarnya saat mendampingi Erizal pada Senin (29/7).
Petani setempat, Nursiyah (38) mengatakan, serangan hama sangat cepat menyebar di persawahan milik petani. Tanaman padi varietas IF8 yang ditanamnya, sekarang telah berubah kering dan berwarna kuning. “Awalnya menyerang padi di lokasi persemaian padi, kemudian meluas,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santosa menganggap hama wereng memang biasa menyerang jenis padi apapun.
"Tapi, dari pengamatan kami sekarang ini kita pernah terserang wereng 2017. Padi-padi yang sudah dilepas oleh pemerintah 80% diserang, sedangkan padi IF8 pengamatan kami hanya 30%," tuturnya kepada Gatra.com pada Senin (5/8).
Dwi menjelaskan, padi IF8 tidak mudah terserang hama dan penyakit. "Kalau ingin tahu silahkan tanya ke petani2 yang menggunakan IF8," ujar Guru Besar Institut Pertanian Bogor tersebut.
Ketua AB2TI Aceh Utara, Tengku Munirwan mengklaim padi IF8 lebih tahan kekeringan dan hama wereng dibandingkan varietas lain. Ia menambahkan, produktivitas padi IF8 di desanya sebesar 11,8 ton berdasarkan hasil pengukuran ubinan oleh Dinas setempat.
"Di desa saya pun keadaan persawahannya tadah hujan jadi sering kekeringan. Namun, Padi IF8 bisa berproduksi normal, bahkan di atas normal," ujar Kepala Desa Meunasah Rayeuk, Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara tersebut ketika dihubungi Gatra.com (2/8).
Selama ini, pihaknya menyalurkan benih padi IF8 melalui BUMDes yang didirikannya beserta perangkat desa dan memberi bantuan pendanaan kepada petani. Bahkan beberapa desa di Aceh Utara turut bergabung menyalurkan benih IF8 di desanya masing-masing.
Namun, aktivitas pendanaan dan pengadaan benih IF8 oleh BUMDes yang dipimpinnya terhenti semenjak ia terjerat kasus hukum akibat menyebarkan benih IF8 yang belum bersertifikat atau dilepas oleh pemerintah.