Kulonprogo, Gatra.com –Kepala Balai Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKG) Wilayah 2 Tangerang Selatan Hendro Nugroho mengatakan pihaknya memasang tiga alat guna mendukung pengoperasian Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) tahun depan.
“Usai pemasangan peralatan pengamatan cuaca Automated Weather Observing System (AWOS) IRMAVIA yang merupakan produk BMKG, tahun depan kami menambah peralatan tambahan untuk membantu penerbangan,” jelas Hendro.
Hal itu disampaikan Hendro saat menemani kunjungan kerja Komisi V DPR RI dan di hadapan Direksi Angkasa Pura (AP) I saat meninjau ke BIY di Temon, Kulonprogo, Senin (5/8).
Peralatan pemantau cuaca itu terdiri atas Lidar Winshear, radar cuaca doppler (TDWR), dan WindPropeler. Ketiga alat ini akan dipasang di landasan 11 dan 29.
Baca Juga: Bandara Internasional Yogyakarta Rawan Likuefaksi
Alat ini akan mendukung AWOS IRMAVIA dalam memberikan informasi cuaca bandar udara secara langsung berupa parameter suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, arah dan kecepatan angin, jarak pandang, serta tinggi awan.
“Dari hasil uji lapangan pada pendaratan pertama lalu, alat yang dipasang mampu memberikan gambaran kondisi cuaca sehingga pesawat mendarat sempurna,” katanya.
Selain itu, sebagai pendukung upaya pencegahan dampak bencana, BMKG juga telah memasang 10 sesimograf di sepanjang kawasan selatan Jawa juga di kawasan Menoreh dan Pati di Jawa Tengah.
“Khusus DIY kami juga menambah dua seismograf di sesar Sungai Opak yang pernah menyebabkan bencana gempa besar di 2006. Tidak hanya itu, bekerjasama dengan Jepang, kami mengujicoba radar tsunami yang dipasang di Bantul dan Purworejo,” lanjutnya.
Baca Juga: Oktober 2019, 65 Penerbangan Dialihkan ke Bandara Kulonprogo
BMKG juga meminta Komisi A untuk melobi pemerintah membangun stasiun pengamatan cuaca di kawasan bandara seperti di Cengkareng. Sebab selama ini pengamatan cuaca di BIY dilalukan dari Stasiun Mlati, Sleman.
Sejak BIY beroperasi terbatas Mei lalu, penumpangnya terus meningkat. Dari 2.935 orang pada Mei, naik menjadi 27.717 pada Juni dan sampai akhir Juli lalu tercatat 27.585 orang.
“Dari jumlah pesawat, dari 63 di Mei naik menjadi 290 penerbangan di Juni dan 280 di Juli. Sampai saat ini setiap harinya ada tujuh penerbangan per hari yang dilayani oleh Batik Air dan City Link,” kata Direktur Utama PT AP I Faik Fahmi.