Jakarta, Gatra.com - Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (PSMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) M.Bakrun mengatakan, sejak tahun 2003, jumlah SMK di Indonesia ditargetkan sekitar 7.500 sekolah. Namun hingga tahun ini, jumlah SMK justru naik secara signifikan menjadi sebanyak 14 ribu sekolah.
Meskipun jumlahnya melebihi target, ia berujar, kementerian harus menganalisis, apakah sekolah berjalan sesuai kaidah SMK yaitu memberikan anak-anak sebuah keterampilan.
"Bagaimana pun juga kan yang dikembangkan itu pembelajaran dengan sistem hands on, jadi langsung mengerjakan apa yang ada. Maka, jika tidak dilengkapi peralatan yang cukup, maka kami perlu dorong untuk dicukupkan," kata Bakrun saat ditemui di Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Senin (5/8).
Jumlah SMK yang meningkat tidak diimbangi fasilitas pendidikan yang lengkap. Padahal, Bakrun menuturkan, jumlah pendaftar SMK di luar pulau jawa melonjak dan Kemendikbud sukses membuka akses kepada masyarakat yang ingin menempuh pendidikan di SMK.
Ke depannya, pihak kemendikbud akan terus berakselerasi untuk meningkatkan mutu dan kualitas SMK. Apalagi jika dibandingkan jumlah SMA, jumlah Sekolah SMK masih jauh tertinggal. Oleh karena itu, Bakrun mengatakan, nantinya kementerian akan terus membangun SMK Negeri maupun Swasta.
"Ke depan akan kami tingkatkan pelayanan mutu. Dan juga, jumlah smk masih sedikit. SMA Negeri itu ada sekitar 7.500 dari 13 ribu. Jumlah SMK Negeri masih sedikit, baru 3,6 ribuan dari 14 ribuan. Di luar jawa, [sekolah] swasta dan negeri itu sama banyak. Sedangkan [di Jawa] SMK banyak swastanya. Memang kita tidak bisa membangun negeri saja, swasta juga [kita bangun]. Jadi kita bangun dua-duanya," ucap Bakrun.