Purwokerto, Gatra.com – Forum Masyarakat Peduli Sungai (FMPS) Kranji menyesalkan pembongkaran Taman Edukasi Sumber Daya Air (TESDA) untuk pembangunan jalan tembus Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto.
Pasalnya, TESDA baru diresmikan Desember 2018 dan menelan anggaran negara yang cukup besar, yakni Rp 2 miliar. Kini, taman edukasi itu hanya menyisakan gedung dan taman air.
Ketua FMPS Kranji, Agus Dwi Jatmiko, mengatakan mestinya pemerintah melibatkan masyarakat jika ada rencana pembangunan. Meskipun pembongkaran tersebut juga dilakukan untuk pembangunan jalan tembus Jl Jendral Sudirman-Jalan Gerilya, masyarakat seharusnya juga diajak untuk berembuk.
Sebab, taman edukasi ini merupakan kebanggaan masyarakat dan FMPS Kranji. “Walau pun kami tau tujuan pembangunan jalan tembus sudirman sangat mendukung mengurangi kemacetan lalu lintas,” ujarnya, Minggu (4/8).
Agus, anggota FMPS dan elemen masyarakat lainnya sempat mendatangi FMPS Kranji, Minggu (4/8) sempat mendatangi lokasi. Ia mengaku prihatin dan kecewa, pasalnya saat pembongkaran tidak ada pemberitahuan dari pemerintah.
“Dulu waktu peresmian kita diajak untuk ikut merawat, tapi kini sudah dihancurkan dan sama sekali tidak ada pemberitahuan," katanya.
Dia menilai Pemkab Banyumas serampangan dalam pembangunan ini. Sebab, terjadi pembongaran bangunan yang memakan anggaran negara untuk infrastruktur lain yang dibangun belakangan.
“Kami berharap dalam melakukan pembangunan mengedepankan perencanaan, sehingga tidak terjadi pemborosan, seperti dalam peristiwa pembongkaran TESDA ini,” ujarnya.
Wakil Ketua FMPS Kranji, Wagino mengatakan, sebelumnya ia mengikuti lomba di tingkat provinsi dan Karesidenan Banyumas. Tesda tersebut meraih juara dua di tingkat provnisi. Sedangkan di tingkat karesidenan meraih juara satu.
“Targetnya kita mengikuti lomba di tahun depan, kalao taman sudah tidak ada bagaimana bisa ikut lomba, kami berharap Tesda bisa dibangun kembali," tutur Wagino.