Jakarta, Gatra.com - Varietas unggul baru (VUB) kedelai non-PRG atau non-GMO Biosoy 1 dan 2 rakitan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mendapat respons positif dari petani di sejumlah daerah sejak jenis ini dilepas pada 2018 lalu. Salah satu daerah yang mengembangkan kedelai unggul ini adalah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Bukan hanya petani, pemerintah daerahnya pun siap mengembangkan kedelai Biosoy.
"Biosoy memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan karena berbagai kelebihannya," ujar Kepala Dinas Pertanian Grobogan, Edhie Sudaryanto, dalam keterangan tertulis, Senin (5/8).
Baca juga: Petani di Grobogan Siap Kembangkan Kedelai Biosoy Balitbangtan
Menurut Edy, selama ini, daerahnya memang lebih banyak menggunakan kedelai varietas lokal grobogan, namun pihaknya tidak menutup mata dengan teknologi yang terus berkembang, salah satunya kedelai Biosoy yang memiliki peluang untuk terus dikembangkan.
Hal senada disampaikan penangkar benih kedelai Ali Mukhtar. Ali menyebutkan ketertarikannya terhadap kedelai Biosoy bermula saat mengetahui ukuran biji biosoy yang lebih besar dibanding biji varietas lain seperti kedelai Grobogan. Selain itu, biosoy juga memiliki jumlah cabang dan polong yang lebih banyak serta karakter batang yang lebih kuat sehingga tidak mudah roboh.
"Selama ini jumlah polong grobogan rata-rata 40 sampai 50 polong per rumpun. Tapi biosoy ini, di umur dua bulan bisa mencapai 70 sampai 80 polong per rumpun," ujar Ali.
Selain di Grobogan, kedelai Biosoy juga dikembangkan di Yogyakarta, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, Jambi, Sumatera Utara, Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Barat. Di Facebook BPTP Yogyakarta, varietas Biosoy pada MT I 2019 dapat menghasilkan 3,5 ton per hektare (ha), sedangkan di Kalteng 3,2 ton per ha.
Baca juga: Ini Strategi Kementan Genjot Produksi Kedelai
Biosoy terdiri dari dua jenis yakni biosoy 1 dan 2. Biosoy 1 potensi hasilnya 3,3 ton per ha, sementara Biosoy 2 sebanyak 3,55 ton per ha. Kedua varietas ini memiliki stabilitas hasil yang luas di berbagai lokasi pengujian. Varietas Biosoy 1 dan biosoy 2 memiliki ukuran batang yang besar dan kokoh yang dicirikan oleh diameter batang yang lebar.
Secara morfologis Biosoy 1 memiliki warna bunga dan warna hipokotil yang berbeda. Biosoy 1 warna bunganya putih dan warna hipokotilnya hijau, sedangkan Biosoy 2 warna bunga dan warna hipokotilnya ungu.