Jakarta, Gatra.com - Masker menjadi peralatan yang wajib dipakai saat beraktivitas di luar ruangan di Jakarta. Masker bisa menghidari resiko kesehatan yang ditimbulkan akibat buruknya kualitas udara di ibu kota.
Ketua Departmen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K) mengatakan kualitas udara di Jakarta semakin memburuk.
"Sebisa mungkin hindari daerah-daerah yang tingkat polusinya tinggi. Tapi kalau terpaksa, jangan lupa pakai masker. Bisa yang simple masker atau lebih baik yang respirator," ujar dia di sebuah acara kesehatan, di bilangan Setia Budi, Jakarta Selatan, Senin (5/8).
Baca juga: Jurus Anies Baswedan Atasi Polusi Udara Diragukan Pakar
Dengan menggunakan masker, seseorang dapat terhindar dari partikel-partikel debu maupun gas emisi yang dikeluarkan kendaraan. Bahkan, saat menggunakan respirator, partikel debu atau polutan yang ukurannya kurang dari 10 mikro dapat tersaring.
Agus menambahkan kualitas udara berbeda setiap harinya, siang atau malam. Hal itu disebabkan karena mobilitas masyarakat dan juga jumlah kendaraan yang juga berbeda tiap waktunya.
Baca juga: Udara Jakarta Buruk, Anies Digugat Ke PN Jakpus
"Air quality index 0-50 sehat, 50-100 itu sedang, 100-150 termasuk sensitif pada kelompok tertentu dan harus diwaspadai. Siapa saja? Anak-anak, ibu hamil, pekerja luar ruangan, orang yang memiliki penyakit paru, jantung, asma. 150 ke atas itu hati-hati, tidak sehat. Di atas 200 bisa dikatakan sangat buruk," tutur Agus.