Purbalingga, Gatra.com – Seratusan lebih anak-anak Desa Tanalum, Rembang, Purbalingga tumpah ruah di Sungai Kalikarang, Tanalum. Mereka mengikuti kompetisi menata batu atau rock balancing dalam Tanalum Culture Festival 2019, Minggu (4/8).
Ketua Pokdarwis Desa Tanalum, M. Fatah, mengatakan, kompetisi menata batu diikuti oleh anak-anak usia 15 tahun ke bawah. Yang dinilai dari kompetisi tersebut adalah keunikan batu dan tingkat kesulitan penataaanya.
“Kemarin ada ratusan anak yang mengikuti rock balancing dan ini adalah kompetisi dengan sistem penilaian meliputi keunikan, tingkat kesulitan dan lain-lain,” kata Fatah, dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com, Senin (5/8).
Dia menuturkan, kegiatan menata batu ini bermula karena dulu sungai Kalikarang yang sering digunakan untuk beraktivitas seperti mencuci, mandi, bermain bahkan mencari nafkah. Lantaran sering digunakan, anak-anak pun kerap bermain di tempat itu. Lantas, ada yang kemudian menata batu-batu sungai hingga banyak bertebaran di area sungai.
“Dan itu kelihatan indah seperti sebuah karya seni, melihat itu kami jadi punya ide untuk dibuatkan suatu event dan kompetisi,” ucapnya.
Menata batu ini rupanya tidak hanya dijumpai dalam rangkaian kegiatan Tanalum Culture Festival. Terkadang pengunjung yang datang ke Curug Karang melihat banyaknya batu yang tertata rapi juga ikut menata batu.
“Selain di event tahunan, masih banyak yang suka menata batu, kadang pengunjung juga ikutan,” ujarnya.
Dia menyatakan aliran sungai Sungai Karang tidak berpengaruh oleh aktivitas menata batu. Aktivitas penataan batu itu disesuaikan dengan lajur aliran sungai dan lokasinya bisa disesuaikan.
Saat musim kemarau seperti ini, aktivitas menata batu ini bahkan bisa dilakukan di mana saja. Sebab, area yang tersedia dan bahan baku tersebar luas di sungai.
“Kalau pas musim kemarau kaya saat ini areanya bisa luas banget jadi anak-anak yang menata batu itu bisa leluasa untuk memilih tempatnya,” jelasnya.
Dia mengemukakan, kegiatan menata batu seperti ini baru diselenggarakan dua kali, yakni pada 2018 dan tahun ini. Ia berencana akan menjadikan rock balancing ini sebagai salah satu kegiatan di even tahunan, yakni Tanalum Culture Festival.
“Sehingga harapannya nanti rock balancing ini bisa diikuti tidak hanya warga desa setempat tetapi juga wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan manca negara,” katanya.