Jakarta, Gatra.com - Dengan terpilihnya Ma'ruf Amin sebagai Wakil Presiden (Wapres) periode 2019-2024, posisi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) otomatis akan kosong. Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Sunanto berpandangan kursi MUI selanjutnya, alangkah baiknya diberikan kepada kader Muhammadiyah.
"Seharusnya dari Muhammadiyah dong, karena wakil ketuanya pun sekarang dari Muhammadiyah, tidak lagi kembali ke NU (Nahdlatul Ulama). Kalau mau, seperti periode-periode sebelumnya," kata orang yang akrab dipanggil Cak Nanto, ketika ditemui Gatra.com di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (5/8).
Cak Nanto memandang kalau memang MUI milik bersama dan ada rasa ingin berbagi demi pembangunan bangsa, seharusnya ketua umum yang baru adalah, secara struktural, dari wakil ketua MUI yang berasal dari Muhammadiyah.
Lantas, siapakah sosok yang dimaksud?
"Pak Yunahar Ilyas lah yang naik. Karena selain merunut dari strukturalnya MUI, beliau sebagai wakil ketua, kami (Pemuda Muhammadiyah) dorong Yunahar Ilyas, karena beliau juga memang layak, sudah pas," katanya.
Ditanya alasannya mengapa ingin mendorong Yunahar Ilyas, Cak Nanto menganggap Yunahar Ilyas sudah memiliki track record yang cukup. Rekam jejak ini sejalan dengan posisi yang dipegang olehnya sebagai wakil ketua MUI.
Ditanya lagi apakah ada kandidat lain, seperti Din Syamsuddin, Cak Nanto tetap yakin Yunahar Ilyas akan jadi ketua MUI.
"Karena memang sudah secara struktural pas juga ya. Kalau Pak Din itu kan dewan pembina, seharusnya linearnya di takeover oleh wakil ketua. Kalau di takeover oleh dewan pembina aneh juga," kelakar Cak Nanto.
Mengenai waktu yang tepat untuk penunjukkan ketua MUI, Cak Nanto merasa seharusnya ketika Ma'ruf Amin dilantik sebagai Wakil Presiden pada Oktober mendatang.