Dubai, Gatra.com – Ditengah ketegangan dengan Barat, pengawal Revolusi Iran menyita sebuah kapal tanker minyak milik Irak di Teluk dan menahan tujuh awak kapal karena dianggap menyelundupkan bahan bakar, media pemerintah Iran melaporkan pada hari Minggu (4/8).
Kapal itu dicegat di dekat Pulau Farsi Iran di Teluk, kata kantor berita semi-resmi Iran Fars, dikutip reuters, Senin (5/8).
Korps Pengawal Revolusi elit (IRGC) memiliki pangkalan angkatan laut di Pulau Farsi, yang terletak di utara Selat Hormuz.
"Pasukan angkatan laut IRGC telah menyita tanker minyak asing di Teluk Persia yang menyelundupkan bahan bakar untuk beberapa negara Arab," kata komandan Garda Ramezan Zirahi kepada TV pemerintah.
Mengutip kantor berita negara IRNA, Pengawal mengatakan kapal Irak sudah ditahan sebelumnya sejak Rabu malam laliu di wilayah Teluk.
Zirahi mengatakan kapal Tangker yang ditahan membawa bahan bakar 700.000 liter. Namun tidak diungkap dari negara mana awak kapan ditahan.
"Kapal-kapal angkatan laut IRGC sedang berpatroli di daerah tersebut untuk mengontrol lalu lintas dan mendeteksi perdagangan ilegal, ketika mereka menangkap kapal tanker itu," kata Fars mengutip Zirahi. Dia menyebut penyitaan itu sudah diketahui pihak otoritas kehakiman Iran.
Sejauh ini harga bahan bakar minyak Iran jatuh di pasar dunia. Itupula yang memicu terjadinya penyelundupan minyak di daerah tersebut, sehingga pemerintah Iran menggalakkan operasi pengawasan di negara-negara tetangga baik melalui darat maupun laut ke negara-negara Teluk Arab.
"Kapal tanker itu dipindahkan ke pelabuhan Bushehr. Bahan bakarnya diserahkan kepada pihak berwenang," kata Zirahi kepada TV setempat.
Press TV yang berbahasa Inggris di Iran menayangkan sebuah video detik-detik dimana IRGC menghentikan kapal dan membawanya sejumlah ABK untuk di tahanan. "Kapal itu disita di perairan teritorial Iran dan telah mengangkut bahan bakar diesel," Zihari.
Sebelumnya, sebuah tanker minyak lain, MT Riah yang berbendera Panama, juga ditangkap oleh pasukan elit Iran bulan lalu, karena diduga menyelundupkan bahan bakar.
Ketegangan meningkat antara Iran dan Barat sejak Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian internasional, yang mengekang program nuklir Republik Islam berupa pengetatat sanksi ekonomi terhadap Iran.
Ketegangan ini menyebabkan Iran menahan kapal tanker Inggris, Stena Impero di dekat Selat Hormuz bulan Juli lalu dengan alasan pelanggaran laut, menyusul pasukan Inggris menangkap sebuah kapal tanker minyak Iran di dekat Gibraltar, dengan tuduhan pelanggaran sanksi terhadap Suriah.
Iran pun mengancam akan memblokir semua ekspor minyak melalui Selat Hormuz, manakala negara-negara Barat mengamini seruan AS untuk berhenti membeli minyak Iran. Seperlima dari konsumsi minyak global selama ini melewati Selat berasal dari produsen minyak mentah Timur Tengah ke pasar utama.
Bulan lalu, Iran dan UEA menghidupkan kembali pembicaraan keamanan maritim di Teheran yang telah dibatalkan sejak 2013. Media Iran melaporkan pada hari Minggu bahwa penjaga pantai Iran dan Qatar akan bertemu untuk meningkatkan kerja sama maritim dan perbatasan.