Padang, Gatra.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat melakukan survei terhadap ekosistem mangrove dan habitat buaya muara di Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjungmutiara. Selain itu BKSDA juga melakukan survei terhadap habitat populasi tumbuhan bunga Rafflesia di Nagari Paninjauan, Kecamatan Tanjung Raya yang direncanakan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) di Kabupaten Agam.
"Tujuan survei ini untuk melihat dan mendapatkan data kondisi lapangan calon lokasi KEE dan kondisi sosekbud masyarakat sekitarnya," ujar Ketua Tim Survei, Adek Hendra Nazar kepada Gatra.com, Minggu (4/8).
KEE adalah lokasi di luar kawasan suaka alam dan atau di luar kawasan pelestarian alam yang memiliki nilai keanekaragaman hayati yang tinggi dan ekologis yang menunjang kelangsungan kehidupan manusia. Upaya konservasi dari kawasan tersebut akan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia.
Kawasan ekosistem mangrove yang berada di Nagari Tiku V Jorong merupakan ekosistem yang khas sebagai pencegah abrasi pengaruh air laut. Selain itu juga dikenal sebagai tempat habitat buaya Muara (Crocodylus porosus) dan kucing bakau.
Di kawasan tersebut tim BKSDA juga menemukan berbagai jenis tumbuhan khas mangrove (bakau) dan berbagai jenis satwa seperti burung bangau ular, kera ekor panjang, buaya dan satwa lainnya. Sedangkan di nagari Paninjauan, tim menemukan tiga lokasi sebaran populasi bunga langka jenis Rafflesia arnoldi.
"Dalam survei lapangan tim mendapatkan tumbuhan bunga Rafflesia, Rhizanthes, vegetatif amorphophallus dan beberapa jenis satwa seperti beruang, kucing hutan, siamang, burung rangkong dan jenis satwa reptil lainnya," katanya.
Sebelumnya BKSDA Resor Agam bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) kabupaten Agam telah melaksanakan pembahasan awal terhadap usulan calon lokasi KEE.
"KEE sendiri nanti apabila sudah ditetapkan akan dikelola oleh forum kolaborasi yang melibatkan unsur masyarakat dan instansi terkait," terangnya.