Medan, Gatra.com – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Geopark Kaldera Toba (GKT) harus diwujudkan bersama. Bahkan mantan walikota Solo tersebut menegaskan agar Bupati, Gubernur dan Kementerian bekerjasama mewujudkannya menjadi bagian dari Unesco Global Geopark (UGG).
Presiden Jokowi mengatakan bahwa pengembangan Danau Toba akan dilakukan secara bertahap dan terus dimaksimalkan. Selain itu, dia juga mendorong agar GKT masuk menjadi bagian dari Unesco. Pernyataan tersebut beberapa kali diungkapkan Jokowi saat mengunjungi Kawasan Danau Toba selama tiga hari di akhir Juli 2019. “Ya itu yang tugasnya nanti akan diurus Bupati, Gubernur dan juga Menteri,” terangnya kepada wartawan saat meninjau pelebaran terusan Tano Ponggol, di Pangururan, Samosir.
Baca Juga: Jokowi Tarik 148 Ribu Hektar Lahan Konsesi di Danau Toba
Jokowi mengatakan bahwa upaya pengembangan Danau Toba menjadi destinasi wisata kelas dunia sudah dilakukan. Namun nantinya setelah keseluruhan dari pengembangan destinasi tersebut selesai maka akan di promosikan secara besar-besaran. “Saat inikan sudah dilakukan, promosi sudah berjalan. Tapi nanti setelah semua rampung akan dipromosikan lebih besar lagi. Rencana tahun depan. Jika semua sudah rampung,” katanya.
Sementara di Parsingguran, di Kecamatan Pollung, Humbang Hasundutan (Humbahas), Jokowi menegaskan akan menarik 148 ribu ketare lahan yang dikuasai konsesi. Lahan tersebut akan dikelola untuk pertanian, penghijauan dan pariwisata.
Baca Juga: Di “Onan” Samosir, Ribuan Warga Menyambut Presiden
Lahan tersebut menurut Jokowi dapat digunakan dengan baik oleh pemerintah. Pasalnya setelah melihat pengembangan pertanian bawang putih di Humbahas, Jokowi menilai sangat berpotensi untuk dikembangkan. Namun kendala untuk pengembangan terletak pada lahan. “Hanya tanahnya kurang, karena masih di kuasai konsesi, nanti kita berikan ke bupati dan gubernur karena untuk perawatan sudah kita komplitkan, kita akan membesarkan setelah uji coba,” katanya.
Reporter: Baringin Lumban Gaol