Jakarta, Gatra.com - Kader arus bawah Partai Amanat Nasional (PAN) yang tidak berada dalam struktur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) akan bergerilya menjaring aspirasi kader seluruh Indonesia.
Tujuannya, agar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN yang rencananya digelar akhir Agustus nanti memutuskan PAN jadi oposisi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Instruktur kita pencar ke 34 provinsi kita dialog dan jaring apa alasan kader mau oposisi, sebab banyak daerah yang bersikap mau oposisi, kita akomodir dan tampung, kita bawa ke Rakernas," ujar Instruktur Pengkader Senior PAN, Icu Zukafril kepada wartawan usai FGD Instruktur Nasional PAN di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Jumat (2/8).
Baca Juga: PAN : Kita Dukung Jokowi Tanpa Syarat dan Koalisi
Icu menambahkan, instruktur nasional PAN adalah tempat berkumpulnya para guru politik yang memiliki tugas penting dalam setiap proses kaderisasi partai. Ada tiga jenjang kaderisasi di PAN yaitu Latihan Kader Amanat Dasar (LKAD), Latihan Kader Amanat Madya (LKAM) dan paling tinggi yakni Latihan Kader Amanat Utama (LKAU).
Baca Juga: Amien Rais: PAN Akan Hina Dina Dihadapan Allah Jika Tidak Jadi Oposisi
Menurut Icu, pemilik PAN adalah para Kader yang melalui jenjang pengkaderan tersebut. Semua kader, klaim Icu, ingin menjadi oposisi pemerintah periode mendatang.
"Pemilik PAN ini kader bukan outsourcing, dan semua kader mau jadi oposisi, Kader PAN itu denyut nadinya oposisi, tidak bisa menegakkan kepala kalau tidak oposisi," kata Icu.
Icu mengakui terjadi perbedaan antara kondisi kader di grassroot dengan elit di DPP yang menurutnya sedang berselancar dan cari selamat mengamankan posisinya di Pemerintahan Jokowi.
"Elit sedang berselancar, menyelamatkan diri, exit strategi, sementara Pemilik PAN yang sah ialah kader, dan elit cuma 5 tahun kalau kader itu permanen," ujarnya.
Kendati berbeda sikap antara grassroot dan elit di PAN, Icu meminta DPP PAN bisa menerima perbedaan dan tidak perlu menyeragamkan kader harus mengikuti sikap elit di PAN
"Ini mewakili grassroot, kalau elit eksekutif PAN mau jalan lain tidak kita tolak, tapi tidak usah tersinggung, tidak usah marah, Kita dalam pandangan berbeda, anda tidak usah merasa paranoid, Kita disini berbasis pengetahuan dan pengalaman," kata Icu ditujukan kepada elit DPP PAN.
Dalam FGD yang digelar para instruktur PAN tersebut, Icu menyebut sengaja tidak mengundang DPP sebab peran instruktur bersifat fungsional dan tidak memerlukan ijin dari DPP.
"Kita tidak punya atasan, sebatas konsultasi, dengan Pak Amien, dengan sekjen kemarin, itu biasa aja tidak ada soal apa-apa. Kalau ke Ketum dia sibuk, kita tidak mungkin nunggu, kita jalan dengan apa yang kita yakini," kata Icu.
Rakernas PAN akan digelar menunggu kabar Ketum PAN, Zulkifli Hasan sepulang dari ibadah haji pertengahan Agustus nanti. Selain memutuskan sikap dan arah politik PAN terhadap pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, Rakernas juga membahas persiapan kongres.
Icu menegaskan, pergantian pucuk pimpinan PAN harus dilakukan mengingat Zulkifli Hasan tidak memiliki reputasi dan prestasi selama memimpin PAN.
"Ganti Ketum biasa aja, tradisi PAN sekali saja, Zul satu kali lah, mau 2 kali gimana, kan ngga ada reputasi ngga ada prestasi juga," sindir Icu.