Halsel, Gatra.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Maluku Utara menerjunkan puluhan tim medis ke lokasi bencana gempa di Halmahera Selatan (Halsel) sebelum dicabutnya status tanggap darurat.
Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara, Sarbain A. Karim, kepada Gatra.com di Desa Saketa, Halsel, Jumat (2/8), mengatakan, kali ini diterjunkan sebanyak 4 tim."Jumlahnya sekitar 28 orang," katanya.
Mereka tergabung dari berbagai profesi, seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kesehatan lingkungan, psikolog, serta Surveilans Epidemiologi.
Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 7,2 Guncang Halsel, Air Laut Surut
Sedangkan tim pertama yang diutus adalah Rapid Health Assessment (RHA). Mereka bertugas mengumpulkan data dan informasi, untuk mengidentifikasi kebutuhan dasar para korban yang harus segera ditangani.
"Tim 4 juga bertugas mempersiapkan data-data yang akan ditindaklanjuti pada tindakan recovery, setelah berakhirnya masa tanggap darurat. Tapi nanti dilihat, apakah perlu dibantu provinsi atau cukup di tingkat kabupaten saja," katanya.
Sesuai jadwal, jumlah desa yang dimasuki tim sekitar 18 desa. Kecuali 2 desa, yakni Jibubu dan Dolik. Sebab, 2 desa ini sudah ditangani oleh tim dari lembaga lain. "Laporannya nanti disampaikan oleh masing-masing tim," ujarnya.
Sementara itu, Dinkes Halsel telah menerjunkan 34 orang tenaga medis di wilayah pesisir Gane Barat Selatan dan Gane Timur Selatan, sejak Kamis (1/7), menggunakan speedboat.
Baca juga: Gempa Susulan 5.2 SR di Halsel, Satu Warga Tewas
Kepala Dinas Kesehatan Halsel, Akhmad Radjak, mengatakan, sebelumnya 30 orang tim telah diterjunkan. Namun mereka telah ditarik kembali ke Labuha. "Kita rolling," kata Akhmad.
Dari 34 tenaga medis itu, terdapat 3 orang dokter. Mereka ditugaskan di tempat pengungsian Desa Yomen, Kurunga, dan Dowora, Kecamatan Kepulauan Joronga.
"Sedangkan beberapa tim lainnya bakal ditugaskan selama sebulan penuh di lokasi pengungsian," ujarnya.