Batam, Gatra.com - Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi (TPID) Kepulauan Riau (Kepri) mencatat inflasi di Kepri pada bulan Juli 2019 mengalami kenaikan sekitar 0,60 persen (mtm) dibanding bulan sebelumnya yang hanya sebesar 0,25 persen month to month (mtm).
Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Fadjar Majardi mengatakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri pada Juli 2019 tercatat mengalami inflasi. Naiknya Inflasi di Kepri bersumber dari peningkatan harga pada kelompok bahan pangan sebesar 1,47 persen (mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok pangan itu adalah cabai rawit dan cabai merah.
“Inflasi terhadap komoditas cabe merah sekitar 22,11 persen (mtm), sedangkan cabe rawit sebesar 40,52 persen (mtm). Kenaikan tersebut dampak dari keterbatasan pasokan dari sentra penghasil lantaran gagal panen di daerah Jawa Tengan akibat kekeringan, serta pergeseran masa tanam di Sumatra Utara (Sumut),” katanya kepada Gatra.com, Jumat (2/8) di Batam.
Selain kelompok bahan pangan kata Fadjar, Inflasi di Kepri pada Juli 2019 juga didorong oleh peningkatan harga pada kelompok transportasi, komunikasi dan kasa keuangan. Kelompok ini mengalami inflasi sebesar 0,90 persen (mtm).
“Kenaikan Inflasi klompok tadi bersumber dari masih tingginya tarif angkutan udara di Batam dan Tanjungpinang yang kemudian menyumpang inflasi sebesar 4,19 persen (mtm),” katanya.
Dalam mencermati perkembangan inflasi terkini, Fajar mewaspadai beberapa resiko inflasi pada bulan Agustus 2019. Potensi itu kemungkinan terjadi pada peningkatan harga bahan pangan yang dipengarusi oleh kondisi cuaca akibatnya keterbatasan pasokan ke Kepri, serta ganguan produksi di sentra penghasil dan masih tingginya biaya logistik.
“Perkiraan inflasi bulan Agustus masih pada klompok bahan pangan, khususnya komoditas yang didatangkan dari luar daerah pada priode Hari Raya Idul Adha 1440 H. Penyesuaian biaya pendidikan pada tahun ajaran baru diperkirakan juga akan mendorong inflasi pada kelompok pendidikan,” ujarnya.
Menurut Fajar, upaya TPID Kepri untuk mengendalikan inflasi di Kepri masih tetap difokuskan pada ketersediaan pasokan bahan pangan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif. Selain itu, pihaknya juga terus mendorong pemerintah untuk membuka potensi kerjasama antar daerah (KAD) baru dengan daerah pemasok untuk mitigasi resiko keterbatasan pasokan akibat perubahan cuaca. Itu musti dilakukan lantaran daerah Kepri sebagian besar perairan.
“Harus ada secepatnya lokasi pengembangan komoditas pertanian secara massal di Batam, serta mendorong percepatan revitalisasi pasar induk Jodoh, menjaga kelancaran arus bongkar muat dan distribusi angkutan barang komoditas strategis yang berpotensi menyumbang infkasi pada priode berikutnya," kata Fadjar.