Jakarta, Gatra.com - Humas Forum Pemuda (FP) NTT, Aziz Deornay, mengatakan bahwa ide daripada kebijakan Gubernur NTT, Viktor Laiskodat terkait penutupan wisata Pulau Komodo sangat membingungkan. Hal itu disampaikan di depan Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi NTT di Jakarta.
"Kami belum melihat tujuan utama dari wacana penutupan tersebut," kata Aziz di depan awak media, Jumat (2/8).
Kata Aziz, publik NTT sampai sekarang masih bertanya-tanya. "Pulau Komodo adalah objek mata pencaharian penduduk di sana. Kalau ditutup mereka mau ngapain," tambahnya.
"Apakah penutupan tersebut serta-merta adalah kebijakan Pak Gubernur tanpa melibatkan kebijakan pusat?" kata Aziz. Ia melanjutkan, "Saya kira, Pak Gubernur tidak bisa mengambil langkah subjektif."
Sebelumnya, gubernur NTT, Viktor Laiskodat, berencana untuk menutup kawasan pariwisata Pulau Komodo.
"Gubernur harus menjelaskan semuanya kepada publik, jangan meresahkan," kata Ketua Garda NTT, Yons Ibet, menimpali.
Ibet juga mengkhawatirkan bahwa penutupan ini sejatinya bakal menjadi pintu masuk bagi korporasi besar. "Untuk membangun hotel dan bisnis besar," katanya.
Setelah ini kita akan mendatangi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Pariwisata, lanjut Ibet.
Para aktivis NTT, yang dinaungi Garda NTT dan FP-NTT menggelar aksi unjuk rasa terkait wacana kebijakan-kebijakan gubernur NTT yang kontroversial terhadap Pulau Komodo dan masyarakatnya.