Semarang, Gatra.com - Hari Raya Iduladha menjadi momentum para penjual hewan kurban menjajakan dagangan di sejumlah ruas jalan Kota Semarang. Namun, tahun ini mengaku penjualan hewan kurban tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk tahun ini malah cenderung sepi.
Seorang pedagang hewan kurban, Agus Suhartono, mengakui, penjualan sapi kurban merosot drastis ketimbang kondisi tahun lalu. Ia menyatakan, baru bisa menjual dua ekor sapi dan beberapa ekor kambing.
"Penjualannya masih tinggi tahun kemarin. Tahun 2018, sampai H-10 kita masih bisa jual 80 ekor sapi. Kalau sekarang baru laku 60 sapi. Untungnya, seminggu ini malah ramai penjualan kambingnya," katanya saat ditemui di lapaknya Jalan Gajah Raya, Medoho Semarang, Kamis (1/8).
Ia memprediksi, turunnya penjualan sapi kurban disebabkan bebarengan dengan musim tahun ajaran baru sekolah dan momentum Iduladha. Selain itu, ia mengatakan kondisi perekonomian yang lesu sangat mempengaruhi penjualan sapi kurban di tengah masyarakat.
"Suasana pasarnya juga sepi sekali tahun ini. Apalagi ini kan bareng sama musim tahun ajaran baru. Kita paling maksimal cuma bisa menjual 150 ekor sapi sampai hari-H Iduladha. Beda jauh dibanding 2018 kemarin, sapi yang terjual bisa sampai 300 ekor," ujarnya.
Agus mengemukakan, berjualan sapi kurban sudah dilakoni sejak tahun 2003 silam. Namun, dengan kondisi itu, saat ini sedikit tertolong dengan harga jual sapi yang tidak berubah.
"Satu ekor harganya Rp15 juta sampai Rp28 juta. Kalau saya pribadi tidak ada kenaikan harga. Karena hewan kurbannya saya ambil dari sentra peternakan milik saya sendiri di Gabus, Kabupaten Pati," tuturnya.
Senada dengan Suwarno, Pedagang hewan kurban di jalan Jolotundo. Ia mengatakan kondisi penjualan hewan kurban saat ini sangat lesu. "Langganan saya banyak yang menunda membeli kambing. Situasinya kurang bagus tahun ini," ujarnya.