Bandung, Gatra.com- Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Jawa Barat Dodi Firman Nugraha menilai potensi ekspor komoditas teh di Jabar sangat besar. Hanya saja ada pekerjaan rumah yang mesti dilakukan oleh pihaknya agar kian mendunia.
Dodi sampaikan, yang harus didorong saat ini adalah terkait penyelesaian akhir produk teh di level petani.
"Teh Jabar itu sudah mendunia sebelumnya, komunitas kita sudah mendunia, yang kurang itu dari sentuhan akhir," ujar Dodi di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (2/8).
Karena itu, pihaknya merasa perlu melakukan konsolidasi dengan para pelaku perkebunan teh di Jabar. Hal ini sebagai ajakan kepada asosiasi petani teh untuk memberikan nilai tambah bagi produk perkebunannya.
Salah satu yang dilakukan, dia sampaikan, yaitu menggelar Bandung Tea Festival ke-16 Tahun 2019, di Gedung Sate, Kota Bandung hari ini, Jumat (2/8).
"Kita itu harus kumpulkan pelaku teh di Jabar, difasilitasi untuk meningkatkan produk atau hasil dari petani kita," katanya.
Dia sampaikan, sejauh ini terdapat beberapa perkebunan di Jabar yang menghasilkan teh sangat melimpah, Kebun teh Rancabali, Kebun teh Malabar, Kebun teh Sukawana, Kebun teh Gunung Mas, Kebun teh Cianten , kebun teh Cikuya dan kebun teh Bukit Kecapi.
Produk teh dari sejumlah perkebunan tersebut bersumbangsih menambah jumlah ekspor ke mancanegara.
Adapun volume ekspor teh Indonesia menurut negara tujuan utama pada 2015 adalah Malaysia (8.605 ton), Pakistan (5.464 ton), Uni Emirat Arab (2.150 ton), Amerika Serikat (3.842 ton), Inggris (2.495 ton), Belanda (653 ton), Jerman (4.953 ton), Polandia(2.476 ton), Ukraina (876 to ), Rusia (11.445 ton), dan negara lainnya (20.972 ton).
"Jawa Barat menyumbangkan 80% teh yang berada di nasional," pungkasnya.